YOGYAKARTA – Korps Pergerakan Mahasiswa Putri (KOPRI) Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Cabang Daerah Istimewa Yogyakarta menggelar acara dialog dan bedah buku “Inovasi Pengawasan Pemilu 2024: Refleksi Kinerja Seorang Pengawas Pemilu”, pada Jumat, 31 Januari 2024.
Gelaran acara bertempat di Kafe Bento Sorowajan, dihadiri oleh 60 lebih kader PMII serta mahasiswa milenial dari berbagai kampus di Yogyakarta.
Khotimatul Khusna, S.Ag., M.H., Wakil Ketua LAKPESDAM PWNU DIY hadir menjadi pembicara utama pada agenda dialog dan bedah buku tersebut. Ia memberikan pemahaman secara komprehensif terkait apa saja pembahasan yang tertera dalam buku yang ditulis Lolly Suhenty, aktivis perempuan asal kota Bandung yang hari ini menjadi satu-satunya Komisioner Bawaslu RI.
Ada 4 aspek utama dalam buku ini. Pertama, keberanian Bawaslu RI dalam mengatur regulasi agar lebih berkeadilan. Kedua, komitmen Bawaslu dalam mencegah praktik pemilu yang tidak transparan.
“Kemudian strategi dalam menciptakan ruang aman bagi kaum yang marginal dan kesuksesan suatu pemilu harus diupayakan tidak hanya penyelenggara namun juga partisipasi publik,” ujar Khotimatul Khusna.
Ketua KOPRI PC PMII DIY, Safira Ahda, menjabarkan berbagai praktik kecurangan pemilu yang marak terjadi pada pemilu tahun 2024 lalu.
“Kita semua sudah tak asing lagi bagaimana praktik kecurangan pemilu itu benar-benar nampak di depan mata, mulai dari tindakan-tindakan politik yang tidak transparan, politik uang, dan berbagai macam kecurangan lainnya. Apalagi hari ini, di mana teknologi begitu besar manfaat dan mudharatnya,” ucap Safira.
Selanjutnya, Khotimatul Khusna melihat dari perspektif penulis buku tersebut, Lolly yang merupakan satu-satunya perempuan anggota Bawaslu RI, menegaskan bahwa kekuatan transformatif dalam perubahan sosial dan politik akan lebih efektif jika perempuan dilibatkan secara langsung, terutama dalam menyuarakan aspirasi mereka sendiri.
“Perempuan dalam perannya, ia tidak hanya melihat perempuan sebagai objek perubahan, tetapi juga sebagai agen aktif yang memiliki kapasitas untuk membentuk wacana dan kebijakan yang lebih berorientasi pada kepentingan perempuan serta keadilan demokrasi secara keseluruhan,” ujarnya.
Lebih lanjut lagi, sebagai Ketua KOPRI PC PMII DIY, Safira juga terus memotivasi kader-kader PMII khususnya perempuan agar terus meningkatkan kualitas diri dengan cara turut terlibat dan mengambil peran dalam upaya memupuk demokrasi yang lebih baik ke depan.
Menurut Safira, perempuan lebih dari sekadar representasi simbolik, keterlibatan perempuan dalam sektor-sektor strategis contohnya lembaga pengawas pemilu harus mampu memberikan dampak nyata bagi sistem demokrasi yang lebih inklusif dan transparan.
“Kegiatan seperti ini perlu sering diselenggarakan untuk membuka wawasan dan melatih individu-individu Kader PMII khususnya Perempuan agar lebih proaktif dan kritis,” ucap Soraya, kader PMII, yang bertugas menjadi moderator pada acara tersebut.
Menyukai ini:
Suka Memuat...