SERIKATNEWS.COM – Menko Polhukam Mahfud MD mengatakan tragedi di stadion Kanjuruhan yang menewaskan 130 orang pasca pertandingan sepak bola bukan bentrok antar suporter Arema dengan Persebaya. Sebab pada pertandingan itu suporter Persebaya tidak boleh ikut menonton. Suporter di lapangan hanya dari pihak Arema.
“Oleh sebab itu, para korban pada umumnya meninggal karena desak-desakan, saling himpit, dan terinjak-injak, serta sesak nafas. Tak ada korban pemukulan atau penganiayaan antar suporter,” tulis Mahfud MD dalam akun media sosialnya, Minggu (2/10/2022).
Mahfud mengaku dirinya sudah dapat informasi dari Kapolri, Jenderal Listyo Sigit. Selain itu juga sudah berkoordinasi dengan Kapolda Jatim, Irjen Nico Afinta. Pemerintah menyesalkan atas kerusuhan di Kanjuruhan dan akan menangani tragedi ini dengan baik.
“Kepada keluarga korban, kami menyampaikan belasungkawa. Kami juga berharap agar keluarga korban bersabar dan terus berkoordinasi dengan aparat dan petugas pemerintah di lapangan. Pemda Kabupaten Malang akan menanggung biaya rumah sakit bagi para korban,” tuturnya.
Mahfud menjelaskan, sejak sebelum pertandingan pihak aparat sudah mengantisipasi melalui koordinasi dan usul-usul teknis di lapangan. Baik mengenai waktu pertandingan agar dilaksanakan sore hari, bukan malam hari, juga terkait jumlah penonton agar disesuaikan dengan kapasitas stadion yakni 38.000 orang.
“Tapi usul-usul itu tidak dilakukan oleh Panitia Pelaksana yang tampak sangat bersemangat. Pertandingan tetap dilangsungkan malam, dan tiket yang dicetak jumlahnya 42.000,” urainya.
Menurut Mahfud, pemerintah telah melakukan perbaikan pelaksanaan pertandingan sepak bola dari waktu ke waktu dan akan terus diperbaiki. “Tetapi olahraga yang menjadi kesukaan masyarakat luas ini kerap kali memancing para suporter untuk mengekspresikan emosi secara tiba-tiba,” pungkasnya.