SERIKATNEWS.COM – Marandang merupakan salah satu tradisi yang ada di Ranah Minang dalam menyambut bulan suci Ramadhan. “Alah masak Randang?” (sudah masak rendang?),” kata-kata itu kerap terdengar di Ranah Minang menjelang Ramadan tiba.
Meski pandemi Covid-19 belum berakhir, namun Ramadan 2021 tetap disambut dengan suka cita oleh masyarakat. Kurang afdal rasanya jika wangi rendang tidak menyeruak di rumah.
Rendang dan hari-hari besar tidak dapat dipisahkan dari masyarakat Minangkabau. Meski harga daging naik, tetapi mereka tetap berupaya membeli daging untuk marandang.
Satu hari sebelum puasa aroma wangi rendang sudah tercium dari dapur masyarakat. Aromanya yang khas sangat menggugah selera, apalagi banyak masyarakat yang memasak di luar rumah dengan tungku.
Makanan yang dinobatkan sebagai kuliner terlezat di dunia ini dimasak dengan api kecil sekitar 5 jam dan harus terus diaduk.
“Memasak rendang untuk sahur dan berbuka, ini sudah menjadi kebiasaan warga Ranah Minang,” kata salah seorang warga Kabupaten Limapuh Kota, Sumatera Barat, Sofita (51), dilansir dari Liputan6.com.
Tak hanya daging sapi, daging ayam pun juga menjadi salah satu pilihan dalam membuat rendang. Apalagi harga daging sapi yang naik menjelang Ramadan.
“Di pasar harga daging sapi Rp130 ribu hingga Rp140 ribu, biasanya Rp110 ribu sampai Rp120 ribu per kilogram,” ujarnya. (Octri Amelia Suryani)
Bertugas sebagai Reporter SerikatNews di Padang Pariaman