Penulis: Serikat News
Minggu, 1 Oktober 2017 - 10:49 WIB
Foto: Intan - Biro Pers Setpres
Oleh: Aldinshah Vijayabwana
Penggemar anime pasti tidak asing dengan anime One Punch Man. Mengisahkan seorang pahlawan super kuat bernama Saitama, yang bisa menghancurkan musuhnya dengan sekali pukulan, anime ini menceritakan kisah-kisah Saitama dalam menjadi pahlawan.
Saitama ini seorang yang berkepala botak dan berbadan kurus. Penampilannya tidak mencerminkan bahwa dia ini orangnya sangat kuat. Lawan-lawan Saitama selalu meremehkannya.
Gaya bertarung Saitama unik. Saitama selalu membiarkan lawannya ngomong banyak, menyombongkan kekuatannya. Dia bahkan membiarkan lawannya berubah menjadi bentuk paling kuatnya dulu. Tiba-tiba, Saitama menyelesaikan lawannya dengan serangan-serangan simpel. Seringkali ketika lawannya masih sibuk menyombongkan kekuatan, Saitama langsung menyelesaikannya dengan sekali pukulan. Itulah kenapa dia dijuluki ‘One Punch Man’.
Seems familiar? Yup. Presiden kita, Jokowi, juga tipikalnya seperti itu.
Jokowi membiarkan lawan-lawan politiknya ngomong semau pusarnya sendiri dulu. Berakrobat sampai jungkir balik menyerang beliau. Tiba-tiba Jokowi, tanpa banyak bicara, melakukan hal-hal yang di luar dugaan, ‘memukul balik’ serangan dari lawan-lawan politiknya. Bahkan dalam berbagai kesempatan, beliau melakukannya dengan ekspresi wajah yang biasa-biasa saja.
Contoh paling fenomenal, Jokowi diam saja ketika Pak Mantan lagi Tour de Java, dan menyindir-nyindir pemerintah saat itu. Tahu-tahu Jokowi datang ke proyek wisma atlet Hambalang sebagai ‘balasan’.
Baru-baru ini, Jokowi diam saja waktu dituduh PKI, dituduh membangkitkan PKI. Ketika Panglima TNI mau bikin nobar G30S/PKI, beliau cuma bilang “Ya bagus, kalau bisa dibuatkan juga versi milenialnya.” Tahu-tahu ikut nobar G30S/PKI, mematahkan anggapan-anggapan itu. Sementara si Panglima TNI malah ada di acara lain.
Manuver-manuver Jokowi, selain strateginya tepat, juga sangat telak. Makanya tidak salah jika beliau saya sebut “One Punch President”.
DALAM era digital yang berkembang pesat, industri ekspedisi menghadapi tantangan dan peluang yang belum pernah terjadi sebelumnya. Dengan pertumbuhan bisnis
PILKADA merupakan momentum krusial dalam sistem demokrasi Indonesia. Masyarakat memiliki kesempatan untuk memilih pemimpin lokal yang akan mempengaruhi arah dan
Oleh: Mauzun Visioner (Pegiat Literasi) PEMILIHAN Gubernur Jawa Timur sedang mencuri perhatian publik. Pasalnya, Pilgub kali ini menampilkan tiga figur
FIGUR kyai masih menarik untuk dilibatkan atau terlibat pada kontestasi pilkada 2024. Pernyataan tersebut setidaknya sesuai dengan kondisi proses pilkada