“Pemuda adalah generasi baru dalam sebuah komunitas masyarakat untuk melakukan perubahan ke arah yang lebih baik” Taufik Abdullah, 1974.
Jika bertanya siapa pemimpin di suatu masyarakat? Maka jawabannya adalah pemuda. Jika bertanya siapa penentu masa depan masyarakat dan Negara? Maka jawabannya adalah Pemuda. Ketika didalam sebuah tatanan Negara, pemuda bertindak senonoh, membebas diri dengan ke blablasan tanpa etika. Hal tersebut menjadi peringatan yang menunjukkan sebuah negara diambang kepunahan generasi emas. Ditinjau dalam aspek SDM bahwa yang paling produktif, kreatif dan eksikutif adalah darah pemuda yang mewujudkan masyarakat berkembang atau stagnan dengan masa-masa yang cenderung pasif dalam kehidupan. Pemuda adalah pusat dari segala penjuru dunia, jika pemuda membiarkan dirinya terjerumus dalam pembunuhan, sexs bebas, narkoba dan sejenisnya, bullying, dan mencederai seseorang, kelompok, atau organ demi kepuasaan individualis maka hal tersebut akan membuktikan runtuhnya tatanan masyarakat yang berdampak signifikan terhadap fundamental Negara.
Masyarakat yang dihuni oleh pemuda yang produktif dan kreatif akan berdampak pada pola kehidupan yang berwarna, maju satu langkah untuk menghadapi jaman yang terus berkembang. Pembentukan karakter adalah menjadi sorotan untuk pemuda sekarang? Jaman yang membawa segudang teknologi canggih mengubah peran dan karakter pemuda. Teknologi memiliki 2 dampak; antara positive dan negative. Sulit untuk mengatakan pemuda sekarang, tidak punya peran dalam masyarakat dan sebaliknya. Karna kita ketahui pemuda sekarang mempunyai idealis yang luar biasa namun belum bisa di salurkan. Dan pemuda belum memaperkan skill dan bakatnya untuk membantu masyarakat yang kini ketinggalan oleh jaman yang menuntut perubahan dan perkembangan pola hidup masyarakat. Alhasil, akan ada dampak besar yang terjadi pada kehidupan masyarakat; kemiskinan, kematian, dan kesehatan dalam kehidupan masyarakat.
Pemuda sekarang hanya perlu open book, terampil dan menggunakannya untuk media perubahan di media sosmed yang kini meriah dengan berita Hoax, dan kid jaman Now yang lagi menjadi Trending Topik dalam masyarakat Indonesia. Untuk menjawab itu semua, maka segeralah bergerak wahai pemuda. Tidak ada alasan untuk terus-terusan hanya mengatakan dirinya belum mampu, dirinya belum mendapatkan gelar, dirinya belum ada waktu untuk perubahan. Karena sebenernya, perubahan berawal dari diri kita seorang pemuda yang layak menjadi panutan, pemimpin, penggerak bangsa untuk menentramkan masyakat yang kini kesusahan dalam pendidikan dan berdampak pada ekonomi dan pola hidup sehat.
Pemuda sebagai elemen penting masyarakat, yang memiliki pandangan luas dalam perkembangan jaman seyogyanya untuk mendorong kesadaran semua elemen-elemen masyarakat untuk terlibat aktif dalam pembentukan pola kehidupan yang terampil, nyaman, dan memanfaatkan sumber daya alam dan skill yang melimpah untuk lebih mensuburkan pengahasilan. Pemuda yang bertitle Sarjana (1,2,3) tidak harus gengsi dengan perannya yang hanya di pedesaan, kita bisa menelaah kisah “Film Sarjana Kambing” yang diperankan oleh Irul sebagai Sarjana yang sering ditertawain oleh banyak orang . “Sarjana kok jadi petani, sarjana kok angon kambing” Irul memberikan telaah yang luar biasa dengan menggunakan ketabahan hati, keuletan, dan selalu berpikir positif dan maju menghadapi penilaian tersebut untuk perubahan, yang akhirnya irul bisa menyumbangkan kontribusi besar dalam mengelola pertanian lebih subur, dan maju dalam teknik pemasaran. Pemuda sekarang serat dengan idealis dari hasil menuntut ilmu di bangku sekolah hingga perkuliahan. Semakin tinggi pendidikannya semakin besar tuntutan adat untuk bekerja yang lebih baik.
Ingat, maksud pekerjaan yang lebih baik bukan karena penghasilan yang besar, duduk di apartemen atau diam menikmati usaha yang sukses untuk dirinya sendri. Melainkan pekerjaan yang mampu membawa lingkungan dan masyarakat menjadi tentram dan bangkit dari ke-pasif-an yang sampai saat ini dihantui oleh tuntutan jaman yang menenggelamkan masyarakat pedesaan.
Kapan perubahan masyarakat?
Tidak ada perubahan tanpa perjuangan dan pengorbanan itu slogan yang sering kita dengar dari mulut satu ke yang lain. Esensi kehidupan sebenarnya adalah kebahagiaan dan ketentraman bersama. Hidup ini hanya panggung sandiwara yang hanya bersifat sementara tapi bukan sinetron yang bisa diputar lalu di ulang kembali. Hidup adalah kehidupan yang mampu layak hidup untuk diri sendiri dan untuk yang lain. Bukan hidup dengan berlimang duniawi dengan kepuasaan nafsu serta hasrat untuk kepentingan individualis tanpa mementingkan orang lain.
Manusia adalah makhluk sosialis yang harus saling menguntungkan untuk orang lain dan lingkungan sekitar. Sekalipun banyak devinisi manusia sekarang karna seiring perubahan jaman yang terus berkembang. Jadilah manusia yang kuat untuk menahan ambisi individualis untuk kenyamanan dan kebahagian di masa depanmu yang sangat panjang nanti.
Penikmat tidur dan suka begadang,Ketua Bidikmisi Angkatan 2016 UIN SUKA yogyakarta Mahasiswa Jurusan Filsafat UIN SUKA yogyakarta
Menyukai ini:
Suka Memuat...