SERIKATNEWS.COM – Menteri Pertahanan (Menhan) RI Prabowo Subianto menyebut bahwa Indonesia punya potensi besar untuk bangkit menjadi kekuatan ekonomi dunia.
“Saya beberapa tahun ini banyak mempelajari dan baca kajian-kajian dari negara-negara besar tentang Indonesia, semua negara, semua institusi dunia meramalkan Indonesia ini akan bangkit menjadi negara dengan ekonomi terkuat di dunia,” kata Prabowo.
Hal tersebut disampaikan Menhan Prabowo Subianto saat sambutan dalam acara Haul Akbar ke-10 Sulthonul Qulub Al Habib Munzir Al Musawa di Masjid Almunawar, Minggu (28/5/2023).
Dalam kesempatan ini, Prabowo menyebut Indonesia saat ini sudah menjadi bagian dari G20. Indonesia menempati posisi ke-16 di antara negara-negara G20.
“Kita nomor 16 terbesar di dunia dan terkuat dan terkaya ke-16 di dunia, dan sebentar lagi kita akan menjadi ke-12, ke-10. Bukan lagi nanti mungkin G20, kita nanti mungkin bagian dari G8 atau G7,” katanya.
Prabowo optimistis, ke depannya Indonesia mampu menempati posisi keempat ataupun kelima negara dengan ekonomi terbesar di dunia. Pasalnya, semua komoditas untuk bisa menjadi negara kaya ada di Indonesia.
Namun demikian, Menhan Prabowo mengingatkan capaian tersebut akan bergantung pada kerukunan dan kerja sama para pemimpinnya. “Masalahnya adalah bisa atau tidak pemimpin-pemimpin Indonesia rukun, bisa atau tidak pemimpin-pemimpin Indonesia kerja sama,” imbuhnya.
Pihaknya juga mengungkapkan rasa syukur karena Indonesia bisa mengatasi pandemi COVID-19 beserta dampak ekonominya. Di bawah kepemimpinan Presiden Joko Widodo, Prabowo menyebut Indonesia mampu kompak bersama rakyatnya.
Dia menyebut banyak negara dunia yang kondisi ekonominya belum dapat pulih dan bangkit dari pandemi COVID-19. Sementara Indonesia pertumbuhan ekonominya saat ini sudah mencapai 5,4 persen.
“Dan ini kita bersyukur karena bangsa kita bisa rukun, bangsa kita bisa kompak, pemimpin-pemimpin kita bisa kompak, bisa rukun,” katanya.
Selain itu, Menhan juga mengingatkan agar mewaspadai ketegangan global sebagai dampak dari perang Rusia-Ukraina. Sebab, kondisi tersebut dapat berimbas pada naiknya harga-harga komoditas maupun pangan.
“Perang di situ kita bisa bayangkan katakanlah tentara Indonesia sekarang seluruhnya 400 ribu, kalau mati 100 ribu (dalam setahun), dalam empat tahun tentara kita sudah habis,” katanya. (*)
SerikatNews.com adalah media kritis anak bangsa. Menyajikan informasi secara akurat. Serta setia menjadi platform ruang bertukar gagasan faktual.
Menyukai ini:
Suka Memuat...