Sajak Pujangga untuk Palestina
Sajak dipersembahkan kepada negara muslim yang melanda bencana
Serasa kasihan meratap kehancuran
Andaikan bandung lautan api merobohkan tembok
Israel mengulah dengan menginjak tanah
Seperti mengutip deklarasi balfour
Bahwa tanah palestina tidak akan mengambil alih oleh manusia dzolim
Sekarang Masjid al Aqsha direbutkan oleh zionis Israel
Sebetulnya kejamnya penjagaan maka dibatasi shalat
Jika melanggar akan membakarmu dengan api tanpa mengisahkan kemanusiaaan
Inilah pujangga palestina begitu menyedihkan
Gara-gara penderitaan hampir menyeka
Mengusir hati begitu terurus
Hanya memalingkan cara untuk berkuasa seutuhnya
Ya, Allah kembalikan kekuasaan yang sudah diinjak oleh bangsa lain
Berikan kami ketabahan dan kemudahan untuk mengembalikan hidup seperti semula
Siksalah para penjahat kejam
Hentikan perang persaudaraan
Damailah Palestina
Sudah saatnya untuk merubah
Akhiri segala keancaman
Ubahlah negara menjadi adil
Sajak pujangga untuk palestina
Tak henti-henti melantunkan jika negara menentang hak asasi kemanusiaan
Persembahkan pada pemimpin Palestina
Allah memancarkan cahaya di surga bersamamu
Satukan tanah air untuk Palestina
Kobarkan merdeka di negeri Muslim penuh tercinta
Surabaya, 2018
Hanya Satu Kata untuk Ratnawa
Palingkan manismu
Seruput malam tak kenal lelah
Memalingkan petualangan melalui sebuah rekaman
Cintailah subuh penuh kehadiran air mata
Menjemput pagi bersinar
Tak satupun yang melepas cintamu
Hanya satu kata untuk Ratnawa
: Renggangkan tangan bersamamu di surga firdaus
Surabaya, 2018
Persembahkan Untuk Pujangga Barat
: untuk Novhita S Maliha
Tatapan menawan
Setiap bahagia disapa dengan kemerduan sajak pujangga
Persembahkan dari ujung barat
Disebut wilayah pesisir
Di gelorakan pancaran syiar
Memantrakan kalimat melalui guridam
Seperti diabadikan oleh Jalaludin Ar Rumi
Menatakan kerinduan
Memalingkan engkau dipandang oleh lembayung senja
Mengayunkan setetes air mata
Ku percayai padamu bukan sekadar menaksirkan lelaki setia
Palingkan pancaran asmara
Bukan menoreh janji
Ku tenggelamkan engkau bila sakit hati
Ku tercelup asa jika membalut kesedihanmu
Hanya allah melindungimu
Dan melembahkan lembaran kasih
Jangan lepaskan engkau
Merenggang tangan kepadamu sang semesta merujuk senyap
Ditutupi bahagia tanpa arti
Surabaya, 2018
Pekan Ujian Akhir
Mengetuk pintu terakhir
Mengakhiri semester
Yang ditempuh enam bulan
Berniat menuntut ilmu
Ada penghalang saat belajar mengajar
Jika memasuki pekan ujian akhir
Seolah-olah dirampung nilai
Wajahku merisau
Seandainya ku tahu
Membangkai memori
Dikaji semua teks hingga didapatkan
Seperti mengasah pengetahuan
Seperti mengolah data
Seperti pula menganalisa kalimat
Ujian akan menentukan nasibmu di akhirat
Surabaya, 2018
Hujan Memeluk Cintamu
: untuk Maftuhatin Nikmah
Air turun di titik-titik tanah
Seandainya cinta seembun sujud
Pertaruhkan dalam melangkah
Sepenggal kata yang dieratkan
Atas nama jiwa lahir dan batin
Jangan dipikirkan nafsu
Serabi masjid mengubah langit hati dan pikiranmu seperti sepental kalbu
Rindu atas mengores tinta
Ku bacakan sebuah mahakarya
Dipersembahkan untukmu
Simpan untuk mengenangmu
Seumur hidupmu
Surabaya, 2018
Langit Selembut Sutera
: untuk Maftuhatin Nikmah
Berjalan kaki mengikuti tumpukan bunga di belakang gadis cantik itu
Menorehkan langit biru memalingkan pipi manismu
Lautan mengembang selembut sutera
Yang mengaitkan antara senyap dan sunyi
Rentang serdadu putih penuh bersinar cerah
Di lambaikan tangan menyapa senja
Yang mengikis sepi
Gemparkan cinta kembali ke saat yang tepat
Redupan kasur empuk
Sampai jumpa pada mimpi begitu halus
Semoga bahagia di sisimu
Surabaya, 2018
Tidak bisa Mengembalikan Malam
: untuk Maftuhatin Nikmah
Tidak bisa tidur
Karena merindukanmu seutuhnya
Tidak bisa mengembalikan malam
Karena merindukanmu seutuhnya
Menganggu mimpi indah
Karena merindukanmu seutuhnya
Tak lepas melembutkan jiwa dan hamparan nada hening
Karena merindukanmu seutuhnya
Mendengarkan musik begitu merdu lalu mengusik pikirkanku
Karena merindukanmu seutuhnya
Tidak bisa mengejutkan sutera secara menggeming asa
Karena merindukanmu seutuhnya
Bersujud untuk perempuan cantik
Karena merindukanmu seutuhnya
Selamanya dan tak pernah terhitung waktu
Di abadikan sebagai merindukanmu seutuhnya
Surabaya, 2018
Sepi tanpa Menemani
Hening meluapkan angin
Betapa sepi menghembus angin
Tanpa menemani sekalipun
Setara kolonel sendiri
Meremuk waktu untuk bercangkruan
Tanpa sebab menahkoda dari luapan frasa
Mengelontarkan bunyi terhembus padang bulan
Menggelapkan sunyi di hadapan fajar
Sepastinya selalu diredup amarah yang menjiwai emosi
Gelas pecah sampai gaduh
Tiada bersedia untuk menjawab
Menata hati ditata
Malah memusnahkan pernyataan
Berati sudah tidak peduli lagi
Dan sulit menemuimu lagi
Surabaya, 2018
Sajak Pujangga untuk Palestina
Sajak dipersembahkan kepada negara muslim yang melanda bencana
Serasa kasihan meratap kehancuran
Andaikan bandung lautan api merobohkan tembok
Israel mengulah dengan menginjak tanah
Seperti mengutip deklarasi balfour
Bahwa tanah palestina tidak akan mengambil alih oleh manusia dzolim
Sekarang Masjid al Aqsha direbutkan oleh zionis Israel
Sebetulnya kejamnya penjagaan maka dibatasi shalat
Jika melanggar akan membakarmu dengan api tanpa mengisahkan kemanusiaaan
Inilah pujangga palestina begitu menyedihkan
Gara-gara penderitaan hampir menyeka
Mengusir hati begitu terurus
Hanya memalingkan cara untuk berkuasa seutuhnya
Ya, Allah kembalikan kekuasaan yang sudah diinjak oleh bangsa lain
Berikan kami ketabahan dan kemudahan untuk mengembalikan hidup seperti semula
Siksalah para penjahat kejam
Hentikan perang persaudaraan
Damailah Palestina
Sudah saatnya untuk merubah
Akhiri segala keancaman
Ubahlah negara menjadi adil
Sajak pujangga untuk palestina
Tak henti-henti melantunkan jika negara menentang hak asasi kemanusiaan
Persembahkan pada pemimpin Palestina
Allah memancarkan cahaya di surga bersamamu
Satukan tanah air untuk Palestina
Kobarkan merdeka di negeri Muslim penuh tercinta
Surabaya, 2018
Hanya Satu Kata untuk Ratnawa
Palingkan manismu
Seruput malam tak kenal lelah
Memalingkan petualangan melalui sebuah rekaman
Cintailah subuh penuh kehadiran air mata
Menjemput pagi bersinar
Tak satupun yang melepas cintamu
Hanya satu kata untuk Ratnawa
: Renggangkan tangan bersamamu di surga firdaus
Surabaya, 2018
Persembahkan Untuk Pujangga Barat
: untuk Novhita S Maliha
Tatapan menawan
Setiap bahagia disapa dengan kemerduan sajak pujangga
Persembahkan dari ujung barat
Disebut wilayah pesisir
Di gelorakan pancaran syiar
Memantrakan kalimat melalui guridam
Seperti diabadikan oleh Jalaludin Ar Rumi
Menatakan kerinduan
Memalingkan engkau dipandang oleh lembayung senja
Mengayunkan setetes air mata
Ku percayai padamu bukan sekadar menaksirkan lelaki setia
Palingkan pancaran asmara
Bukan menoreh janji
Ku tenggelamkan engkau bila sakit hati
Ku tercelup asa jika membalut kesedihanmu
Hanya allah melindungimu
Dan melembahkan lembaran kasih
Jangan lepaskan engkau
Merenggang tangan kepadamu sang semesta merujuk senyap
Ditutupi bahagia tanpa arti
Surabaya, 2018
Pekan Ujian Akhir
Mengetuk pintu terakhir
Mengakhiri semester
Yang ditempuh enam bulan
Berniat menuntut ilmu
Ada penghalang saat belajar mengajar
Jika memasuki pekan ujian akhir
Seolah-olah dirampung nilai
Wajahku merisau
Seandainya ku tahu
Membangkai memori
Dikaji semua teks hingga didapatkan
Seperti mengasah pengetahuan
Seperti mengolah data
Seperti pula menganalisa kalimat
Ujian akan menentukan nasibmu di akhirat
Surabaya, 2018
Hujan Memeluk Cintamu
: untuk Maftuhatin Nikmah
Air turun di titik-titik tanah
Seandainya cinta seembun sujud
Pertaruhkan dalam melangkah
Sepenggal kata yang dieratkan
Atas nama jiwa lahir dan batin
Jangan dipikirkan nafsu
Serabi masjid mengubah langit hati dan pikiranmu seperti sepental kalbu
Rindu atas mengores tinta
Ku bacakan sebuah mahakarya
Dipersembahkan untukmu
Simpan untuk mengenangmu
Seumur hidupmu
Surabaya, 2018
Langit Selembut Sutera
: untuk Maftuhatin Nikmah
Berjalan kaki mengikuti tumpukan bunga di belakang gadis cantik itu
Menorehkan langit biru memalingkan pipi manismu
Lautan mengembang selembut sutera
Yang mengaitkan antara senyap dan sunyi
Rentang serdadu putih penuh bersinar cerah
Di lambaikan tangan menyapa senja
Yang mengikis sepi
Gemparkan cinta kembali ke saat yang tepat
Redupan kasur empuk
Sampai jumpa pada mimpi begitu halus
Semoga bahagia di sisimu
Surabaya, 2018
Baca Juga: Keteladanan Muhammad terhadap Kekuasaan Wilayah Umat Muslim
Tidak bisa Mengembalikan Malam
: untuk Maftuhatin Nikmah
Tidak bisa tidur
Karena merindukanmu seutuhnya
Tidak bisa mengembalikan malam
Karena merindukanmu seutuhnya
Menganggu mimpi indah
Karena merindukanmu seutuhnya
Tak lepas melembutkan jiwa dan hamparan nada hening
Karena merindukanmu seutuhnya
Mendengarkan musik begitu merdu lalu mengusik pikirkanku
Karena merindukanmu seutuhnya
Tidak bisa mengejutkan sutera secara menggeming asa
Karena merindukanmu seutuhnya
Bersujud untuk perempuan cantik
Karena merindukanmu seutuhnya
Selamanya dan tak pernah terhitung waktu
Di abadikan sebagai merindukanmu seutuhnya
Surabaya, 2018
Sepi tanpa Menemani
Hening meluapkan angin
Betapa sepi menghembus angin
Tanpa menemani sekalipun
Setara kolonel sendiri
Meremuk waktu untuk bercangkruan
Tanpa sebab menahkoda dari luapan frasa
Mengelontarkan bunyi terhembus padang bulan
Menggelapkan sunyi di hadapan fajar
Sepastinya selalu diredup amarah yang menjiwai emosi
Gelas pecah sampai gaduh
Tiada bersedia untuk menjawab
Menata hati ditata
Malah memusnahkan pernyataan
Berati sudah tidak peduli lagi
Dan sulit menemuimu lagi
Surabaya, 2018
Mahasiswa Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas Dr Soetomo Surabaya. Pernah meraih anugerah “Resensi / Kritik Karya Terpuji” pada Pena Awards FLP Sedunia. Saat ini menjabat di Devisi Kaderisasi FLP Surabaya dan Anggota UKKI Unitomo.
Menyukai ini:
Suka Memuat...