SERIKATNEWS.COM – Sosok Presiden RI Ke-4 Abdurrahman Wahid (Gus Dur) memang selalu dikenang setiap terjadi konflik di tengah masyarakat Indonesia. Nilai-nilai multikulturalisme yang selalu ditunjukkannya, begitu membekas bagi masyarakat minoritas. Begitu pula ketika konflik tengah memanas di Papua hari-hari ini, lagi-lagi terkenang almarhum Gus Dur.
Putri sulung Gus Dur, Alissa Wahid bercerita bahwa ayahandanya itu selalu bisa dengan mudah menyelesaikan segala persoalan dengan pendekatan kemanusiaan. Prinsipnya, selalu bersikap adil, tidak boleh menindas, dan manusia harus ditinggikan martabatnya.
“Makanya, orang Papua mau ngibarin bendera Bintang Kejora, enggak apa-apa, asal di bawah bendera merah putih. Kenapa harus dilarang? Kan merah putih diakui, berarti kan udah enggak ada keinginan (pisah dari NKRI),” ujar Alissa Wahid dalam acara peringatan Harlah Gus Dur di Rumah Pergerakan Gus Dur, Menteng, Jakarta, Jumat (6/9/2019) malam.
Harapan Alissa, pemerintah saat ini dapat menggunakan pendekatan yang sama dengan Gus Dur dalam menyelesaikan konflik di Papua. Jika rakyat Papua marah saat ini, menurut Alissa, pemerintah harusnya mengoreksi diri dan bukan malah menyudutkan masyarakat Papua.
“Tapi kita selalu melihat persoalan dari kepentingan kita sih. Bukan kepentingan mereka. Gus Dur itu dulu bertindak untuk Papua, ya demi Papua, bukan demi Indonesia,” ujar Alissa.
Putri bungsu Gus Dur, Inayah Wahid melanjutkan, pemerintah seharusnya mengajak masyarakat Papua berdialog dan menanyakan apa yang mereka butuhkan. “Kalau pemerintah klaim sudah beri semuanya, tanya dulu, mereka butuh itu apa enggak? Jangan kalau tiba-tiba mereka minta pisah terus dibilang separatis,” ujar Inayah.
Menurut Inayah, dialog dengan masyarakat Papua sangat dibutuhkan. “Sebelum kita minta apa-apa kepada mereka, tanya dulu, apakah mereka merasa diperlakukan adil selama ini? Tanyakan apa yang salah dengan hubungan selama ini?” ujar Inayah.
Kemudian Inayah menegaskan bahwa pendekatan Gus Dur agaknya bisa dicontoh, seperti bagaimana dia mengembalikan identitas masyarakat Papua dan membolehkan pengibaran bendera bintang kejora. Dua hal itu, ujar Inayah, sangat membekas di hati orang Papua.
“Pak Tom Beanal cerita ke saya, padahal dulu sebelumnya, mereka mimpi ada Bintang Kejora malam ini, besoknya sudah ditangkap. Itu baru di dalam mimpi, saja tidak boleh,” ujar Inayah mengulang kembali cerita Ketua Lembaga Musyawarah Adat Suku Amungme Papua, Tom Beanal.
Anak-anak Gus Dur ini menyatakan siap membantu pemerintah berdialog dengan masyarakat Papua dan Papua Barat demi meredakan konflik. Mereka bahkan sudah terlebih dahulu menggelar pertemuan dengan tokoh masyarakat dari Papua dan Papua Barat, serta sejumlah aktivis guna meredam konflik agar tidak semakin membesar.
SerikatNews.com adalah media kritis anak bangsa. Menyajikan informasi secara akurat. Serta setia menjadi platform ruang bertukar gagasan faktual.