SERIKATNEWS.COM – Kharkiv, yang merupakan kota terbesar kedua di Ukraina, digempur roket militer Rusia, Senin, 28 Februari 2022.
Pihak Ukraina menjelaskan salah satu roket Rusia telah menyerang perumahan warga sipil yang dekat dengan supermarket di distrik Saltivka, timur laut Kharkiv.
Hal demikian terlihat dari satu video yang menunjukkan bahwa terdapat pendorong roket jatuh di trotoar jalan.
Gempuran roket Rusia tersebut, ungkap Dewan Kota Kharkiv telah menewaskan seorang perempuan serta melukai 31 orang lainnya yang terdiri dari 15 personel militer dan 16 warga sipil.
“Kharkiv baru saja menjadi sasaran penembakan roket Grad besar-besaran! Puluhan korban berjatuhan,” ungkap Kementerian Dalam Negeri Ukraina, Anton Gerashchenko, dilansir dari CNN.
Gerashchenko, juga menggambarkan situasi di Kharkiv sebagai “mimpi buruk”. Tak hanya itu, Jaksa Agung Ukraina, Iryna Venediktova, juga menggambarkan situasi di kota itu semakin memburuk setiap harinya.
“Hari ini lebih mengerikan di Kharkiv daripada kemarin,” kata Venediktova melalui akun sosial medianya.
Jaksa agung itu memposting video yang menunjukkan sebuah rudal yang menabrak jendela dapur dan merobek kaki seorang wanita yang kemudian meninggal di rumah sakit.
Dan Kaszeta, seorang ahli pertahanan dari Royal United Services Institute yang berbasis di London, mengatakan bahwa video-video yang beredar soal serangan roket Rusia ke Kharkiv adalah benar.
“Salah satu gambar yang menunjukkan bagian pendorong roket memberikan kepercayaan bahwa ini adalah serangan roket,” jelas Kaszeta.
Gempuran terbaru Rusia ke Kharkiv ini berlangsung saat proses perundingan antara Kiev dan Moskow di perbatasan Belarus pada Senin 28 Februari, sekitar pukul 13.00 waktu setempat.
Adapun tujuan utama dari perundingan tersebut, dari pihak Ukraina ialah mendesak gencatan senjata dan penarikan pasukan militer Rusia dari negara tersebut secepatnya.
Kota Karkhiv telah menjadi target agresi Rusia sejak beberapa hari terakhir. Dewan Kota Kharkiv mencatat total tujuh warga tewas, 44 orang terluka termasuk 20 prajurit di wilayah itu. Tujuh korban tewas termasuk dua prajurit dan lima warga sipil.
Volodymyr Zelensky, Presiden Ukraina menegaskan jika invasi Rusia ke negaranya sudah mendekati tanda-tanda pembunuhan massal atau genosida. Dikarenakan, sejak hari pertama invasi Rusia berlangsung pada 24 Februari lalu, sebanyak lebih dari 100 orang termasuk warga sipil dan anak-anak tewas.
Ukraina bahkan mengklaim jumlah korban agresi Rusia bisa lebih banyak lagi hingga mencapai sekitar lebih dari 300 orang.
Namun di sisi lain, Sergey Lavrov, Menteri Luar Negeri Rusia, terus berupaya meyakinkan dunia bahwa negaranya tak menargetkan warga sipil Ukraina.
“Tidak ada yang akan menyerang rakyat Ukraina. Tidak ada serangan terhadap infrastruktur sipil,” ungkapnya dalam konferensi pers yang terus memanas.