SERIKATNEWS.COM – Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20 berlangsung di Bali pada 15-16 November 2022. Pertemuan para pemimpin negara menghasilkan G20 Bali Leaders Declaration atau Deklarasi Bali 2022.

Presiden Joko Widodo mengatakan deklarasi itu mengandung beberapa poin konkret. Antara lain terbentuknya pandemic fund yang sampai hari ini terkumpul 1,5 miliar dolar AS.

Kemudian, lanjut Kepala Negara, pembentukan dan operasionalisasi resilient and sustainability trust di bawah Dana Moneter International (IMF) sejumlah 81,6 miliar dolar AS untuk membantu negara-negara yang menghadapi krisis.

“Kemudian juga energy transition mechanism, khususnya untuk Indonesia, memperoleh komitmen dari Just Energy Transition Programme sebesar 20 miliar dolar AS,” jelas Jokowi.

Hasil konkret lainnya adalah komitmen bersama bahwa setidaknya 30 persen dari daratan dunia dan 30 persen lautan dunia dilindungi di tahun 2030. Menurut Jokowi, hal ini sangat bagus karena juga akan melanjutkan komitmen untuk mengurangi degradasi tanah sampai 50 persen tahun 2040 secara sukarela.

“Saya kira hasil yang konkret itu, meskipun banyak sekali sebetulnya hasil-hasil yang lainnya,” tambah Jokowi.

Menurut Jokowi, dalam penyusunan deklarasi itu ada satu hal yang berlangsung lama dan diperdebatkan. Yaitu, tentang penyikapan perang di Ukraina.

“Diskusi mengenai hal ini berlangsung sangat-sangat alot sekali dan akhirnya para pemimpin G20 menyepakati isi deklarasi yaitu condemnation perang di Ukraina karena telah melanggar batas wilayah, melanggar integritas wilayah,” katanya.

Perang di Ukraina, lanjut Jokowi, telah mengakibatkan penderitaan masyarakat dan memperberat ekonomi global yang masih rapuh akibat pandemi yang menimbulkan risiko terhadap krisis pangan, krisis energi, dan potensi krisis finansial. Oleh sebab itu, KTT G20 yang berlangsung di Bali membahas dampak perang terhadap kondisi perekonomian global. ***

Serikat News

SerikatNews.com adalah media kritis anak bangsa. Menyajikan informasi secara akurat. Serta setia menjadi platform ruang bertukar gagasan faktual.