SERIKATNEWS.COM – Perkembangan teknologi digital di kancah global tidak selaras dengan keadaan SDM di Indonesia. Masih sedikit masyarakat yang menguasai keterampilan digital. Sebab itu, Kelas Kecerdasan Digital kembali diadakan oleh Center for Digital Society UGM, Kementerian Komunikasi dan Informatika, Siberkreasi, serta Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI.
Kelas Kecerdasan Digital dibuka dengan talkshow bertajuk “Akselerasi Talenta Digital Indonesia melalui Program Edukasi yang Inklusif”, Selasa (29/08/2023). Wawan Mas’udi, Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Politik UGM menyampaikan bahwa UGM sebagai lembaga pendidikan punya peran untuk meningkatkan literasi dan kecakapan digital melalui pilihan mata kuliah, salah satunya yaitu kelas ini.
“Transformasi digital tidak hanya bermakna dalam arti kita menggunakan tools saja, tetapi kita perlu untuk memiliki digital mindset yang dapat mendukung penggunaan teknologi tersebut,” terangnya.
Sekitar 77% masyarakat Indonesia merupakan pengguna internet dan 60,4% pengguna media sosial. Tingginya pengguna di Indonesia berbanding terbalik dengan jumlah talenta digital yang dibutuhkan industri. Hal itu dipaparkan oleh Rizki Ameliah, Koordinator Literasi Digital untuk Masyarakat Kemenkominfo. Ia menyebut empat hal yang disorot oleh pemerintah, yaitu pemenuhan infrastruktur digital, pemerintah digital, ekonomi digital, SDM digital.
Lebih lanjut, Rizki mengatakan untuk mewujudkan keempat hal tersebut, pemerintah tidak bisa berjalan sendirian. Pemerintah, industri, dan lembaga pendidikan, khususnya perguruan tinggi harus bisa bersinergi.
Senada dengan Rizki, Agung Tri Nugraha, Manajer Riset CfDS UGM menyebut pemerataan infrastruktur menjadi langkah pertama untuk membentuk talenta digital. Contohnya, yaitu penyebaran 4G ke seluruh wilayah Indonesia.
Langkah tersebut perlu diambil karena menurut Agung, era automasi saat ini dan mendatang memunculkan beragam pekerjaan baru di dunia digital. “Indonesia membutuhkan 9 juta talenta digital baru dan perguruan tinggi punya peran untuk menyediakan pendidikan tersebut,” paparnya.
Muhammad Andriansa dari Algorand Community Champion juga menyetujui ungkapan Rizki dan Agung, bahwa perlu ada sinergi bersama. Ia memaparkan bahwa Indonesia punya potensi besar untuk mengembangkan industri digital. Di kancah global, Indonesia sering dilirik perusahaan karena tingginya pengguna blockchain seperti NFT dan Bitcoin. Namun, potensi yang besar tersebut butuh talenta digital yang punya daya saing, terutama di bidang IT dan ICT.
“Talenta digital sangat dibutuhkan oleh industri. Potensi yang dimiliki Indonesia sangat besar, tidak hanya sebagai market, tapi juga sebagai produser. Kita di Algorand sekarang ingin turut beriringan bersama pendidikan formal dan industri untuk membuat program mendukung akselerasi talenta digital. Kolaborasi jadi pilihan saat ini,” terang Andriansa.
Ia juga menambahkan, kriteria SDM yang diperlukan industri digital saat ini, yaitu SDM yang adaptif, memahami tren, dan bisa berkolaborasi. Contohnya, seseorang yang tidak hanya tahu bahwa ada AI, teknologi yang mempermudah pekerjaan, melainkan seseorang yang bisa menggunakan AI tersebut.
Danang Giri selaku Konten Kreator turut hadir dan menjelaskan bahwa kecerdasan digital amat diperlukan di era AI. “AI datang membuat pekerjaan ringkas. Apakah kita mau digantikan oleh AI itu atau kita mau memanfaatkan teknologi itu,” jelas Danang.
Kontributor Serikat News Daerah Istimewa Yogyakarta
Menyukai ini:
Suka Memuat...