SERIKATNEWS.COM – Indonesia resmi memegang tongkat estafet Presidensi Group of Twenty (G20) dari Italia. Penyerahan tersebut dilakukan saat KTT G20 yang berlangsung di Roma Italia, pada 31 Oktober 2021. Perdana Menteri Italia Mario Draghi secara resmi menyerahkan tongkat estafet kepada Presiden Joko Widodo (Jokowi) yang kemudian mengetukkan palu sebagai simbolis.
Ketua Umum Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PB PMII), Muhammad Abdullah Syukri memberikan tanggapan terkait terpilihnya Indonesia sebagai tuan rumah pada pertemuan KTT G20 mendatang. Hal ini menurutnya merupakan sejarah karena untuk pertama kalinya Indonesia memegang presidensi G20.
Abdullah Syukri mengatakan, Indonesia patut berbangga karena dapat terpilih sebagai tuan rumah G20. Terlebih, Indonesia menjadi satu-satunya negara di Asia Tenggara yang masuk sebagai anggota G20.
Lebih dari itu, jika diamati sejak 2019 Indonesia tercatat sebagai negara dengan pertumbuhan ekonomi terbesar ketiga di antara negara G20 pada kuartal I 2019, yakni sebesar 5,07 persen. Indonesia dua angka di belakang raksasa ekonomi Asia, China sebesar 6,4 persen dan India sebesar 5,8 persen.
“Kita patut berbangga diri dengan terpilihnya Indonesia sebagai presidensi G20. Ini menjadi bukti bahwa Indonesia adalah negara yang dipandang mampu menjaga stabilitas ekonomi dunia,” papar Abdullah Syukri di Jakarta, Selasa 2 November 2021.
Pada masa pandemi Covid-19, 2020, Indonesia mengalami kontraksi ekonomi sebesar 2,07 persen. Namun, apabila dibandingkan negara lain, kontraksi ini tidak lebih parah daripada negara baik di tingkat ASEAN maupun G20.
“Bahkan pada masa pandemi Covid-19, tepatnya tahun 2020 dibandingkan negara lain Indonesia masih tergolong kuat. Jika kita bandingkan dengan negara lain seperti ASEAN dan G20, kontraksi ekonomi kita masih tergolong risiko rendah. Perancis mengalami kontraksi sebesar minus 9 persen, Singapura 6 persen, Thailand 9,6 persen, Arab Saudi 3, 2 persen, Inggris 10 persen, bahkan Italia 9,2 persen, sedangkan Indonesia 2, 07 persen, ini tentu sebuah capaian dari kerja keras Presiden Joko Widodo,” imbuh pria yang akrab disapa Abe tersebut.
Abe menambahkan, Indonesia mulanya akan menjadi presidensi pada tahun 2023. Namun, terlepas dari kenapa dan ada apa Indonesia menjadi presiden G20 pada tahun 2022, tentu ini atas kepercayaan dunia internasional. Selain itu, menjadi bukti bahwa ketika dunia terkena badai pandemi, Indonesia dinilai kokoh dalam menjaga stabilitas ekonomi nasional.
“Kepercayaan dunia internasional terhadap Indonesia tentu tidak terlepas dari rajutan diplomasi apik yang telah dibangun oleh presiden Jokowi dan kabinetnya di dunia internasional,” imbuh Abe.
Abe juga sangat mengapresiasi pidato Presiden Jokowi yang dalam pidatonya membahas tentang UMKM dan bisnis milik perempuan. Tidak banyak pemimpin yang memberikan perhatian terhadap isu inklusivitas dan gender. Namun, Presiden Jokowi ternyata berbeda. Ia mampu mengelaborasikan UMKM dengan perempuan.
Perlu diketahui juga bahwa lebih dari 60 persen pelaku UMKM di Indonesia adalah perempuan. Setidaknya terdapat 65 juta unit UMKM yang mampu memberikan kontribusi positif terhadap pertumbuhan ekonomi nasional. Dibawanya Isu UMKM dan perempuan ini tentu menjadi cambuk semangat bagi para perempuan bahwa antara laki-laki dan perempuan memiliki kesempatan yang sama.
“Tentu ini harus menjadi cambuk semangat pagi perempuan bahwa tidak ada garis pembeda antara laki-laki dan perempuan dalam memberikan kontribusi positif bagi bangsa dan negara,” tutup Abe. (*)
SerikatNews.com adalah media kritis anak bangsa. Menyajikan informasi secara akurat. Serta setia menjadi platform ruang bertukar gagasan faktual.
Menyukai ini:
Suka Memuat...