SIDOARJO — Jumlah korban meninggal akibat ambruknya gedung tiga lantai yang juga mencakup musala di Pondok Pesantren Al Khoziny, Buduran, Sidoarjo, Jawa Timur, kembali bertambah. Hingga Rabu (1/10/2025) sore, total korban tewas tercatat empat orang.
Kepala Basarnas, Marsekal Madya TNI Mohammad Syafii, menjelaskan penambahan korban jiwa ini diketahui setelah tim penyelamat berhasil mengevakuasi dua santri dari reruntuhan di sektor A1, bagian depan bangunan yang roboh.
“Sesuai yang saya sampaikan ada 15 titik yang bisa kita deteksi dan alhamdulillah dua korban telah terevakuasi,” ujar Syafii di lokasi kejadian.
Dari dua korban yang dievakuasi tersebut, satu orang dinyatakan meninggal dunia, sementara satu lainnya selamat dan segera mendapat perawatan medis.
“Satu kondisi sudah meninggal dunia dan satu alhamdulillah mudah-mudahan pada saat tadi kita serahterimakan dengan tim medis. Mudah-mudahan yang bersangkutan cepat pulih dan sembuh sehat kembali,” tambahnya.
Dengan penemuan ini, total sementara korban yang sudah berhasil dievakuasi Tim SAR mencapai 13 orang, empat di antaranya meninggal dunia. Meski begitu, Syafii menyebut masih terdapat perbedaan data terkait jumlah keseluruhan korban.
“Tadi bahwa ada kesimpangsiuran terkait dengan jumlah mungkin nanti secara perlahan, tadi fokus kita hanya di operasi untuk rescue,” ungkapnya.
Sebagaimana diketahui, insiden robohnya bangunan pondok pesantren terjadi pada Senin (29/9/2025) sore, ketika ratusan santri tengah melaksanakan Salat Ashar berjemaah di gedung yang masih dalam tahap pembangunan. Hingga kini, tercatat 104 orang telah dievakuasi, dengan dugaan masih ada 91 santri yang terjebak di bawah puing-puing.
Menyukai ini:
Suka Memuat...