KUNCI utama dalam menjaga kesehatan dan memastikan keberhasilan pengobatan adalah penggunaan obat yang benar. Sayangnya, masyarakat banyak yang masih kurang memahami pentingnya penggunaan obat sesuai aturan, sehingga mengurangi efektivitas pengobatan atau bahkan menimbulkan efek samping berbahaya.
Masyarakat masih banyak yang kurang memahami tentang pentingnya berkonsultasi dengan tenaga medis sebelum menggunakan obat. Banyak yang masih terbiasa membeli obat tanpa resep dokter atau menggunakan obat berdasarkan rekomendasi teman atau kerabat.
Selain itu, banyak masyarakat kurang memahami informasi yang tertera pada kemasan obat. Informasi seperti tanggal kedaluwarsa, dosis, dan indikasi sering kali diabaikan, padahal hal ini sangat penting untuk memastikan keamanan penggunaan obat.
Untuk itu, Perhimpunan Ahli Farmasi Indonesia (PAFI) memperkenalkan lima prinsip utama dalam penggunaan obat. Dikutip dari laman pafipcsumbawabarat.org, berikut penjelasan mengenai lima prinsip tersebut:
1. Tepat Obat
Prinsip pertama adalah memastikan obat yang digunakan sesuai dengan kebutuhan pasien. Pemilihan obat harus didasarkan pada diagnosis dokter atau tenaga medis yang kompeten. Menggunakan obat tanpa resep atau mengandalkan rekomendasi orang lain sangat berisiko, karena jenis dan dosis obat yang cocok untuk satu orang belum tentu aman bagi orang lain.
Contohnya adalah penggunaan antibiotik. Antibiotik hanya boleh digunakan untuk infeksi bakteri tertentu dan harus diresepkan oleh dokter. Penggunaan antibiotik yang tidak tepat dapat menyebabkan resistensi bakteri, sehingga pengobatan di masa depan menjadi sulit.
2. Tepat Dosis
Dosis obat yang dikonsumsi harus sesuai dengan yang dianjurkan oleh dokter atau petunjuk penggunaan. Mengurangi dosis dapat membuat obat tidak efektif, sedangkan mengonsumsi dosis berlebih dapat menimbulkan efek samping yang serius, seperti kerusakan organ atau reaksi alergi.
3. Tepat Waktu
Waktu konsumsi obat juga memengaruhi efektivitasnya. Beberapa obat harus diminum sebelum makan, saat makan, atau setelah makan, tergantung cara obat tersebut bekerja di dalam tubuh. Jika tidak diminum sesuai waktu yang dianjurkan, efektivitasnya dapat berkurang atau justru menimbulkan gangguan pencernaan.
4. Tepat Cara Penggunaan
Cara penggunaan obat harus sesuai dengan petunjuk dokter atau label kemasan. Misalnya, obat untuk diminum tidak boleh digunakan secara topikal (oles), begitu pula obat tetes mata tidak boleh digunakan untuk telinga, kecuali ada instruksi medis.
5. Tepat Pasien
Obat yang diresepkan hanya boleh digunakan oleh pasien yang bersangkutan. Membagikan obat kepada orang lain, meskipun memiliki gejala serupa, dapat berbahaya karena kondisi kesehatan setiap individu berbeda.
Dengan menerapkan lima prinsip ini, risiko penyalahgunaan obat dapat diminimalkan, sehingga pengobatan menjadi lebih efektif, aman, dan memberikan manfaat optimal bagi kesehatan. Mari bersama-sama menjadi masyarakat yang cerdas dan bijak dalam menggunakan obat. (*)
SerikatNews.com adalah media kritis anak bangsa. Menyajikan informasi secara akurat. Serta setia menjadi platform ruang bertukar gagasan faktual.
Menyukai ini:
Suka Memuat...