JAKARTA – Peringatan Hari Sumpah Pemuda tahun ini menjadi momentum penting bagi seluruh elemen bangsa untuk meneguhkan kembali semangat persatuan, kolaborasi, dan pengabdian bagi kemajuan Indonesia. Dalam semangat itu, Pengurus Besar Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PB PMII) menyerukan perlunya refleksi terhadap arah dan capaian pemerintahan Presiden Prabowo Subianto dan Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka yang kini telah memasuki satu tahun memimpin.
Ketua Bidang OKP PB PMII, Akhmad Faizin, menyampaikan bahwa pemerintahan Prabowo–Gibran selama satu tahun terakhir telah menjalankan sejumlah program prioritas yang terangkum dalam Asta Cita. Di antaranya meliputi percepatan pembangunan infrastruktur berkelanjutan, penguatan pertahanan nasional, serta keberlanjutan kebijakan hilirisasi industri untuk memperkuat kedaulatan ekonomi nasional.
“Selain itu, berbagai program di sektor sosial seperti ketahanan pangan, perlindungan sosial, dan peningkatan kesejahteraan masyarakat juga menjadi langkah penting yang perlu terus dievaluasi agar sejalan dengan visi pembangunan berkelanjutan,” ujar Faizin kepada Serikat-News, Selasa 14 Oktober 2025.
PB PMII menilai masih banyak persoalan mendasar yang perlu mendapat perhatian serius. Faizin menyoroti belum adanya terobosan signifikan dalam penanganan ketimpangan ekonomi antarwilayah serta minimnya penciptaan lapangan kerja layak bagi generasi muda. Ia juga menekankan pentingnya peningkatan transparansi dan akuntabilitas kebijakan publik agar pemerintahan tidak terjebak pada politik simbolik maupun proyek populis.
“Pemerintah perlu mempertegas keberpihakannya pada rakyat kecil, petani, nelayan, dan pekerja informal yang menjadi fondasi ekonomi nasional,” tegasnya.
Lebih lanjut, Faizin menilai ruang partisipasi generasi muda harus diperluas. Menurutnya, anak muda tidak seharusnya hanya menjadi objek kebijakan, tetapi perlu dilibatkan sebagai mitra strategis dalam proses perencanaan dan evaluasi pembangunan nasional.
“Semangat Sumpah Pemuda 1928 lahir dari kolaborasi lintas ide dan golongan. Kini, semangat itu harus kita hidupkan kembali dalam bentuk partisipasi kritis dan kolaboratif, agar arah kepemimpinan nasional tetap demokratis, transparan, dan berpihak pada masa depan generasi muda,” tambahnya.
Faizin juga mengingatkan agar pemerintah tidak menutup diri terhadap kritik publik. Kritik yang membangun merupakan bentuk kecintaan terhadap bangsa. Pemerintah, kata dia, perlu membuka ruang dialog dengan kalangan mahasiswa, akademisi, dan masyarakat sipil dalam merumuskan kebijakan yang benar-benar berpihak kepada rakyat.
“Momentum Sumpah Pemuda tahun ini seharusnya menjadi cermin bersama untuk menilai sejauh mana kepemimpinan nasional menghadirkan keadilan sosial dan membuka masa depan yang lebih baik bagi generasi muda Indonesia,” pungkas Faizin.
SerikatNews.com adalah media kritis anak bangsa. Menyajikan informasi secara akurat. Serta setia menjadi platform ruang bertukar gagasan faktual.
Menyukai ini:
Suka Memuat...