JAKARTA – Persiapan pelaksanaan Tawur Agung Kesanga dalam rangka Hari Suci Nyepi Tahun Baru Saka 1947 terus dimatangkan. Direktur Jenderal Bimbingan Masyarakat Hindu Kementerian Agama Republik Indonesia, Prof. Dr. Drs. I Nengah Duija, M.Si, menegaskan bahwa koordinasi antara berbagai pihak menjadi kunci suksesnya acara sakral ini. Hal tersebut disampaikan saat menerima audiensi panitia pelaksana hari Suci Nyepi Nasional tahun Saka 1947, Jakarta, Selasa (4/2/2025).
“Saat pelaksanaan Tawur Agung Kesanga nanti, dibutuhkan koordinasi ketat antara Panitia Nasional, Panitia Daerah Yogyakarta, PHDI Pusat, serta elemen terkait lainnya,” ujar Duija.
Selain itu, Bimas Hindu mendorong Panitia Darma Santhi Nasional dan Parisada Hindu Dharma Indonesia (PHDI) Pusat untuk menerbitkan surat edaran. Surat kepada seluruh panitia dan PHDI provinsi agar pelaksanaan Nyepi 2025. Berjalan seragam dan dalam satu komando.
Rangkaian Nyepi Sebagai Implementasi Asta Cita Presiden Prabowo
Dalam kesempatan yang sama, ketua Panitia Pelaksana, Gede Narayana, menyampaikan bahwa perencanaan terus berlangsung. Perencanaan tersebut termasuk penentuan penggunaan sarana upakara saat Tawur Agung.
“Kami telah berkoordinasi dengan Panitia Daerah Yogyakarta dan sepakat menggunakan sarana upakara Panca Kelud (kambing) sesuai tradisi,” jelasnya.
Selanjutnya Narayana menambahkan, audiensi ini juga membahas rangkaian perayaan Nyepi 2025. Di dalamnya termasuk implementasi program Asta Cita Presiden Prabowo dalam kegiatan Darma Santhi Nasional (DSN).
Selain itu, ada beberapa program yang akan merupakan itegrasi dengan program Presiden. Antara lain seperti pemeriksaan Kesehatan Gratis (PKG) dalam Bakti Sosial Kesehatan dan Donor Darah, serta Makan Bergizi Gratis (MBG) dalam kegiatan Boga Sewanam.
“Adapun pertemuan ini salah satu bentuk komitmen kami dari Panitia Nyepi dan Bimas Hindu untuk menjaga kelancaran serta kesakralan Tawur Agung Kesanga dan perayaan Nyepi di seluruh Indonesia,” sambungnya .
Sebagai tambahan informasi, upacara sakral Tawur Agung Kesanga pelaksanaannya nanti di Candi Prambanan pada 28 Maret 2025. Kemudian, untuk pemuput (pemimpin) upacara terdiri dari lima sulinggih dari berbagai tradisi Hindu Nusantara. Mereka terdiri dari Bali, Yogyakarta, Tengger, Kaharingan, dan Alukta. Kelima sulinggih ini sudah mewakili tradisi Hindu Siwa dan Buddha.
Penulis Profesional, Dosen, Motivator
Menyukai ini:
Suka Memuat...