SERIKATNEWS.COM – Presiden Joko Widodo mengatakan bahwa sedikitnya ada tiga hal penting yang akan menjadi acuan untuk menggapai visi Indonesia Emas 2045. Ketiga kunci yang dimaksud adalah stabilitas bangsa, keberlanjutan dan kesinambungan kepemimpinan, dan sumber daya manusia (SDM).
Menurut Presiden, kunci yang pertama, stabilitas bangsa ini memang harus terjaga dengan baik. Sebab, tidak ada satu negara pun yang berhasil mencapai sebuah kemakmuran saat kondisinya tidak stabil.
Yang kedua, perlunya keberlanjutan dan kesinambungan kepemimpinan. Pasalnya, kepemimpinan pada sebuah bangsa itu seperti tongkat estafet yang harus bersambung dan bukan dimulai dari nol pada setiap kepemimpinan.
“Kepemimpinan itu ibarat tongkat estafet, bukan meteran pom bensin. Kalau meteran pom bensin itu ‘Pak dimulai dari nol ya’ sama ditunjukkan ini. Apakah kita mau seperti itu? Ndak kan. Masa kayak meteran pom bensin, mestinya kalau sudah dari TK, SD, SMP, ini ya kepemimpinan berikut masuk ke SMA, universitas, nanti kepemimpinan berikut masuk ke S2, S3 mestinya seperti itu. Tidak maju mundur poco-poco, ndak,” jelasnya.
Selain itu, menurut Presiden hilirisasi industri juga menjadi hal yang sangat penting. Jika hilirisasi industri–misalnya pada ekosistem industri kendaraan listrik–berhasil dilakukan, maka hal tersebut akan melompatkan Indonesia.
“Kita akan melompat membangun misalnya urusan hilirisasi mineral, membangun ekosistem EV, EV baterai. Bagaimana yang dulu kita ekspor hanya mentahan, nikel ekspor hanya mentahan, bisa jadi katoda, jadi prekursor bisa jadi litium baterai,” papar Presiden Jokowi dalam sambutannya saat meluncurkan Rancangan Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJPN) 2025-2045 di Djakarta Theater, Jakarta, Kamis, 15 Juni 2023.
Orientasi pembangunan yang Indonesiasentris juga penting dilakukan yakni dengan pembangunan Ibu Kota Nusantara (IKN) yang diharapkan bisa memeratakan ekonomi Indonesia. Sebanyak 56 persen penduduk Indonesia ada di Jawa dan 58 persen Produk Domestik Bruto (PDB/GDP) Indonesia juga berada di Jawa. Jadi, beban seperti ini harus dikurangi.
“Pemerataan harus dilakukan, tidak dalam jangka 1 tahun, 2 tahun, 3 tahun, 4 tahun, 5 tahun yang akan datang tetapi kita harus melihat visi yang jauh ke depan. Oleh sebab itu hilirisasi IKN Nusantara ini harus diperkuat harus dilanjutkan harus ditingkatkan,” ujar Jokowi.
Kunci yang ketiga adalah sumber daya manusia (SDM) yang menjadi kekuatan besar bangsa Indonesia. Kekuatan besar tersebut jangan hanya unggul dari segi kuantitas, tetapi juga dari segi kualitasnya, baik secara fisik, skill, karakter, disiplin, hingga penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi.
“Ini Korea Selatan sebagai contoh dalam 8 tahun mampu keluar dari middle income trap, jebakan negara berpendapatan menengah,” jelasnya. (*)
SerikatNews.com adalah media kritis anak bangsa. Menyajikan informasi secara akurat. Serta setia menjadi platform ruang bertukar gagasan faktual.
Menyukai ini:
Suka Memuat...