SERIKATNEWS.COM – Udang merupakan komoditas andalan. Udang menjadi tolok ukur bagi komoditas perikanan budi daya lainnya.
Menurut Kesatuan Nelayan Tradisional Indonesia (KNTI), karena hal tersebut sehingga perlu adanya kebijakan yang tepat untuk meningkatkan produktivitas udang.
“Udang ini satu tolok ukur bagi komoditas perikanan budi daya lainnya di Indonesia,” kata Ketua DPP KNTI Bidang Budidaya Arie Suharso di Jakarta, seperti dilansir Antara, Selasa 09 November 2021.
Pemerintah melalui Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) telah menargetkan pada 2024 dapat memproduksi sebanyak 2 juta ton udang. Sementara itu, sepanjang 2021 ini, produksi udang diperkirakan sekitar 800 ribu ton.
Menurut Arie Suharso, target 2 juta ton pada 2024 tersebut sebenarnya bukanlah ambisi yang tidak bisa dicapai karena Indonesia sebenarnya memiliki berbagai amunisi untuk mencapainya, seperti lahan yang tersebar luas, hingga inovasi di bidang teknologi dan peralatan.
Dia mengatakan bahwa negara-negara lain juga sedang berlomba-lomba bisa mengambil peluang dari perikanan budi daya seperti Vietnam, Thailand dan Filipina. Namun diakuinya, memang ada sejumlah tantangan seperti dari lahan budi daya yang ada di Tanah Air, baru sekitar 22 persen yang terkelola dengan baik.
Selain itu, meski telah ada banyak perusahaan pakan, tetapi relatif semuanya masih mengandalkan bahan baku impor. “Sebenarnya budi daya udang di Indonesia sudah ada yang menggunakan teknologi 4.0, tetapi sayangnya masih belum diakses secara mudah oleh seluruh petambak Nusantara untuk mengembangkan budi dayanya dengan baik,” imbuh dia.
Menurutnya, tantangan lain adalah permasalahan penyakit ancaman virus yang sekarang menjadi faktor yang sangat diperhatikan petambak di seluruh Indonesia, karena pencegahan untuk virus penyakit udang dinilai masih belum optimal.
Arie juga menyayangkan, kebijakan di sisi permodalan masih berkutat dalam cara-cara konvensional seperti kredit usaha rakyat. Dikatakan bahwa belum ada inovasi permodalan yang tepat guna bagi kebutuhan petambak.
Sementara itu, Dirjen Perikanan Budidaya Tb Haeru Rahayu menjelaskan, untuk mencapai target produksi udang sebesar 2 juta ton pada 2024, pihaknya telah melakukan tiga langkah. Yaitu evaluasi, revitalisasi, dan modeling.
Tebe, sapaan akrabnya, memaparkan langkah-langkah tersebut. Dengan mengevaluasi lahan budi daya yang ada di seluruh Indonesia, yang sebesar 300.501 hektare dan terdiri atas lahan tambak tradisional, intensif, dan semi intensif.
“Beberapa pakar menyarankan tambak udang tradisional di Pantura Jawa sebesar 78.600 hektare disarankan untuk dialihkan ke komoditas budi daya yang lebih sesuai dengan lingkungannya seperti nila salin dan bandeng,” katanya.
Diungkapkan, KKP juga menyiapkan luas lahan modeling atau tambak percontohan yaitu sebesar 14.000 hektare yang terdiri lahan tambak tradisional menjadi tambak intensif 11.000 hektare dan pembukaan lahan baru 3.000 hektare.
Mengenai perikanan budi daya secara keseluruhan, berdasarkan data KKP pada periode 2015-2020, tren produksi perikanan nasional meningkat 0,8 persen, dari 22,3 juta ton pada 2015 menjadi 23,1 juta ton pada 2020. Pada periode yang sama, pangsa produksi perikanan didominasi budi daya yang berkisar 67-70 persen. (*)
SerikatNews.com adalah media kritis anak bangsa. Menyajikan informasi secara akurat. Serta setia menjadi platform ruang bertukar gagasan faktual.
Menyukai ini:
Suka Memuat...