SERIKATNEWS.COM – Setelah dua kali konser online, Ananda Sukarlan produksi Direktorat Perfilman, Musik dan Media Baru yang sukses besar, Dirjen Kebudayaan, Kemdikbud kembali mempersembahkan pianis & komponis Indonesia satu-satunya yang tercantum di “2000 Outstanding Musicians of the 20th Century” terbitan Cambridge ini.
Kali ini bukan berupa konser, tapi 3 (tiga) video seri campuran dari lokakarya (workshop) dan “masterclass” pengetahuan musik klasik dan pendalaman permainan piano klasik. Tiga video ini ditayangkan mulai bulan Juli, dan terdiri dari 3 tema: “Disabilitas dalam bermusik” (mulai tayang 1 Juli), “Balonku ada 5, tapi kesalahan pianis pemula umumnya ada 10” (3 Juli), dan “Apa yang membuat Musik Klasik jadi Musik Klasik” (5 Juli). Semua bisa ditonton gratis di kanal Youtube Direktorat Jenderal Kebudayaan, yaitu @budayasaya.
“Dua tokoh telah menginspirasi, bahkan ‘mengajarkan’ saya bagaimana berkomunikasi untuk tujuan pendidikan. Yang pertama adalah ilmuwan Albert Einstein, yang bilang bahwa ‘Jika anda belum bisa menjelaskan sesuatu hal kepada anak umur 6 tahun, berarti anda sendiri belum benar-benar mengerti hal itu’. Yang kedua, tokoh menggambar Tino Sidin, yang dulu waktu saya kecil selalu saya tunggu acara ‘Gemar Menggambar’nya di TVRI setiap Minggu sore. Bukan ajaran menggambarnya, tapi cara beliau menerangkan dan berkomunikasi itu lah yang masih melekat di hati saya,” kata pianis yang tahun ini dilantik menjadi Presiden Dewan Juri Queen Sofia Prize di Spanyol, ajang penghargaan musik klasik terbesar di Eropa.
Untuk 3 seri ini, Ananda mengajak dua musikus muda: Michael Anthony (pianis yang autis dan tunanetra) dan pemain cello Jonathan Wiliam, salah satu mahasiswa jurusan musik terbaik Universitas Pelita Harapan. Serial pendidikan musik ini diharapkan berguna bukan hanya untuk para murid yang belajar musik, tapi juga untuk umum terutama para pengajar dan orang tua pecinta seni musik.
Ikut Usulin untuk Kurikulum Seni yang Baru ke Mas Menteri Yuk!