SERIKATNEWS.COM – Pendapatan asli Daerah Istimewa Yogyakarta menurun pada triwulan pertama. Penargetan awal sebesar Rp2,1 triliun menjadi Rp998 miliar. Kepala Bappeda DIY Beny Suharsono mengatakan banyak faktor yang mempengaruh penurunan pendapatan daerah di DIY, tetapi DIY masih memiliki sektor-sektor yang tumbuh seperti sektor pertanian, sektor komunikasi dan informasi, sarana kesehatan.
“Diharapkan dari sektor-sektor yang masih tumbuh dapat terus mendongkrak perekonomian DIY hingga penataan berikutnya pada triwulan pertama 2021,” ujar Kepala Bappeda DIY Beny Suharsono seperti dilansir dari laman resmi Pemda DIY, Jumat (23/10/2020).
Pihaknya berharap proyek-proyek nasional juga dapat mendongkrak perekonomian di DIY. Proyek pembangunan jalan Tol Jogja-Solo merupakan salah satu proyek nasional yang sebentar lagi akan berlangsung. Diharapkan proyek itu menjadi salah satu pendongkrak ekonomi di DIY pada masa pandemi ini. “Harapannya akhir tahun pengantian ganti untung bisa dibayarkan sehingga memunculkan stimulus baru,” ujar Beny.
Sementara itu, Kepala Perwakilan BI DIY Hilman Tisnawan mengatakan bahwa perekonomian di DIY 2020 masih menunjukkan penurunan, tetapi pihaknya optimis melihat beberapa indikator bahwa pada 2021 akan menunjukkan kenaikan. Pemulihan sangat bergantung dengan arah Covid-19.
“Jika bisa mengendalikan Covid-19 dengan baik, maka pemulihan ekonomi akan semakin cepat,” ujar Hilman melalui Podcast Ngobrolin Jogja, di halaman Kantor Bappeda DIY, Komplek Kepatihan, Yogyakarta, Jumat (23/10/2020).
Seperti yang diketahui bersama, sektor ekonomi yang mendominasi DIY adalah sektor pariwisata dan sektor pendidikan, sehingga pada saat pandemi melanda Indonesia dan terjadi penerapan lockdown, maka tidak dapat dipungkiri perekonomian DIY menjadi sangat berdampak.
Hilman berharap pada masa adaptasi kebiasaan baru seperti saat ini harus terus dilakukan protokol kesehatan yang sangat ketat. Dengan demikian, sektor pariwisata dan sektor pendidikan dapat mulai bangkit dan mampu meningkatkan perekonomian di DIY.
“Yang tak kalah penting, pemerintah daerah juga turut memperhatikan UMKM DIY agar tetap terus bangkit, meskipun pada masa-masa sekarang ini terjadi penurunan daya beli. Pemerintah daerah turut membantu dan mendukung UMKM DIY, karena UMKM juga turut mendukung perkembangan dalam sektor pariwisata maupun sektor pendidikan,” papar Hilman.
Tekanan ekonomi di masa pandemi tidak lantas membuat pesimis. Justru yang terjadi saat ini menimbulkan inovasi-inovasi baru di masyarakat. Contoh inovasi baru salah satunya dilakukan oleh Ardhi Iswansyah yaitu kurir sepeda. Melalui Podcast Ngobrolin Jogja, dia menyampaikan bahwa dirinya melihat peluang yang bagus. Bermula dari sepeda yang dimiliki, dia kemudian berpikir untuk membuat jasa kurir dengan menggunakan sepeda.
“Inovasi ini mendapat sambutan yang cukup baik dari para UMKM DIY, karena memiliki tarif yang lebih terjangkau,” katanya.
Kurir sepeda Ardhi tetap mengikuti protokol kesehatan selama masa pandemi Covid-19, seperti jaga jarak, menggunakan masker, dan membawa penyanitasi tangan. Bahkan dilakukan penyemprotan disinfektan yang terbuat dari bahan-bahan yang aman pada barang-barang yang akan diantar. (*)
SerikatNews.com adalah media kritis anak bangsa. Menyajikan informasi secara akurat. Serta setia menjadi platform ruang bertukar gagasan faktual.