SERIKATNEWS.COM – Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Universitas Pelita Harapan (UPH) Prof. Dr. Edwin Martua Bangun Tambunan, S.I.P., M.Si., dikukuhkan sebagai guru besar bidang Ilmu Keamanan dan Perdamaian. Pengangkatan ini dilakukan berdasarkan Surat Keputusan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) tertanggal 1 Desember 2023.
Prof. Edwin merupakan Guru Besar ke-34 yang dikukuhkan di UPH. Prof. Edwin berhasil meraih gelar guru besarnya melalui penelitian yang berjudul “Sensitivitas Konflik untuk Mewujudkan dan Merawat Perdamaian”.
Prof. Edwin dalam orasi ilmiahnya saat seremoni pengukuhan pada 29 April 2024, di UPH Kampus Lippo Village, menekankan tentang pentingnya penerapan sensitivitas konflik untuk mewujudkan dan merawat perdamaian. Upaya ini perlu dilakukan di berbagai bidang kehidupan, terutama untuk mencegah efek destruktif yang ditimbulkan akibat konflik yang terjadi antar organisasi atau negara tertentu. Misalnya, seperti kejadian perang antara Rusia dan Ukraina atau perang antara Hamas dan Israel yang terjadi baru-baru ini.
“Sensitivitas konflik adalah pendekatan dari organisasi untuk memastikan bahwa respons atau intervensi yang dilakukan jangan sampai secara tidak sengaja berkontribusi terhadap konflik. Sebaliknya, dengan adanya sensitivitas konflik justru harus semakin memperkuat inklusi, partisipasi, dan rasa kepemilikan. Adapun respons atau intervensi yang dimaksudkan di sini dapat berupa inisiatif, kebijakan, program, proyek, atau tindakan,” jelasnya.
Prof. Edwin mengambil contoh terkait perang Hamas dan Israel. Menurutnya, apabila kedua pihak mau melakukan kalkulasi dan memiliki sensitivitas konflik, maka kemungkinan besar tidak perlu terjadi perang besar yang menewaskan ribuan penduduk sipil.
Melalui paparan orasi ilmiahnya, Prof. Edwin turut menegaskan bahwa sensitivitas konflik adalah sebuah pendekatan yang berkeadilan. Untuk itu, analisis yang dilakukan harus cermat mengungkap berbagai kesenjangan, ketimpangan, ketidakadilan, dan pelanggaran yang tengah terjadi. Dengan informasi yang diperoleh; diharapkan inisiatif, kebijakan, maupun program yang dirancang akan meminimalkan konflik yang ada.
Ada tiga cara penerapan sensitivitas konflik yang dapat dilakukan dalam suatu organisasi. Pertama, dengan membiasakan organisasi untuk melaksanakan analisis konflik dan memperbaruinya secara berkala. Kedua, dengan menghubungkan analisis konflik dan siklus pemrograman intervensi. Ketiga, dengan merencanakan, melaksanakan, memantau, dan mengevaluasi intervensi merujuk pada hasil analisis konflik, termasuk mendesain ulang bila diperlukan.
“Di antara ketiganya itu, analisis konflik adalah komponen utama dalam pengembangan sensitivitas konflik. Kegiatan ini menjadi landasan untuk penyusunan program yang sensitif terhadap konflik, khususnya dalam hal pemahaman tentang interaksi antara intervensi dan konteksnya,” katanya.
Melalui penelitiannya, Prof. Edwin berharap manfaat dari sensitivitas konflik dapat diterapkan secara relevan dan penerapannya diperluas termasuk ke dalam ranah kebijakan publik dan dunia usaha. Ia menegaskan, penerapan secara cermat dan tepat dapat mencegah terjadinya risiko, meminimalkan risiko, dan mitigasi risiko terjadinya konflik atau kekerasan. Selain itu, juga akan membentuk persepsi positif atas kebijakan, program, proyek, atau inisiatif yang dilaksanakan, serta memperkuat citra dan reputasi positif dari organisasi maupun pejabatnya.
Dr. (Hon.) Jonathan L. Parapak, M. Eng., Sc., selaku Rektor UPH mengatakan penelitian Prof. Edwin sangat luar biasa bagi kita dalam bermasyarakat. Kita semua tahu saat ini banyak terjadi konflik yang menjadi masalah luas dan berdampak pada warga sipil.
“Kita bersyukur Indonesia menjadi negara yang juga turut membantu menyelesaikan masalah yang terjadi. Sebagai Rektor, saya bersyukur bahwa Tuhan memberkati UPH dengan lahirnya para guru besar ini yang mampu memperkaya keilmuan di bangsa ini. Saya berharap ini menjadi semangat bagi kita semua untuk terus berkontribusi bagi pendidikan, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat. Kiranya, Prof. Edwin dapat terus mengabdi dan terus meningkatkan pendidikan di Indonesia,” kata Rektor UPH.
Prita Ekasari, ST., MMSi, selaku Ketua Tim Kerja Sumber Daya Pendidik Lembaga Layanan Pendidikan Tinggi (LLDikti) Wilayah III, turut memberikan apresiasi atas pengukuhan guru besar baru ini. Ia berharap Prof. Edwin dapat berperan penting dalam pengembangan ilmu hubungan internasional dan memberikan kontribusi besar dalam riset dan kebijakan pemerintah. (*)
SerikatNews.com adalah media kritis anak bangsa. Menyajikan informasi secara akurat. Serta setia menjadi platform ruang bertukar gagasan faktual.
Menyukai ini:
Suka Memuat...