SERIKATNEWS.COM – Memahami sosok Kartini memang luas dan dalam. Bisa berhari-hari membahasnya. Tapi sederhananya, saat ini bisa live IG, selfie, facebookan, jualan online, dan jadi youtuber, karena jasa Kartini.
“Karena jasa Kartini, kita harus berterima kasih. Kartini memperjuangkan pendidikan untuk anak perempuan pribumi (Bumiputera),” kata Direktur Institut KAPAL Perempuan, Misiyah dalam acara live IG Serikat News dengan tema “Kartini dan Kita”, Jumat, 23 April 2021.
Disampaikan bahwa Kartini mengajarkan cara berpikir kritis, dan menggelorakan perjuangan perempuan agar tidak tunduk pada penindasan. Supaya perempuan berwawasan luas, mendalami pengetahuan, berani bersikap untuk menentukan masa depannya, dan melawan semua bentuk perlakukan yang menindas kemanusiaan perempuan.
“Bayangkan, ia (Kartini) memperjuangkannya saat kita dijajah, semua dikuasai penjajah dengan tekanan dan eksploitasi. Saat itu anak perempuan hidupnya seperti dirantai kakinya, dibelenggu oleh adat. Anak perempuan tidak boleh sekolah, sejak usia belia 12 tahun dipingit. Karena itu, Kartini melawannya. Dia berjuang agar perempuan juga mendapat kesempatan yang sama dengan laki-laki,” kata Misiyah yang lebih dari 23 tahun intensif melakukan pemberdayaan perempuan di berbagai wilayah Indonesia.
Dikatakan juga, Kartini sebagai pahlawan Indonesia tak bisa diperbandingkan dengan pahlawan lain. Semua pahlawan istimewa dengan caranya sendiri-sendiri. Ini juga bisa memberikan pemahaman bahwa masyarakat harus menghargai cara berjuang yang berbeda-beda. Misalnya ada yang menggunakan senjata seperti Tjut Nya’ Dhien, dan Kartini menggunakan pena dan buah pikiran.
Menurut perempuan penerima Soetandyo Award FISIP Universitas Airlangga 2018 ini, pemikiran Kartini melampaui zamannya, melampaui usianya, melampaui jenis kelaminnya sebagai perempuan yang saat itu dikungkung dan melintas batas benua, melintas batas agama. Dalam agama, Kartini seorang pluralis. Dia berani meminta terjemahan Quran dalam Bahasa Jawa. Serta mempertanyakan ketidakadilan dalam praktik beragama.
“Kartini menulis. Tulisannya mendunia hingga kini, menjadi sumber pengetahuan dan inspirasi perjuangan bukan hanya perempuan Jawa dan Indonesia. namun bagi laki-laki dan dunia. Siswa kedokteran STOVIA- aktivis pergerakan, dokter Tjipto Mangoenkoesoemo saja membuat studi clob RA Kartini,” jelasnya lagi.
Kartini dikenal sebagai perempuan yang lantang bersuara. Hal tersebut tentunya terwariskan pada perempuan-perempuan Indonesia hari ini. Setiap perjuangan memang memiliki risiko. Namun Misiyah menegaskan, alangkah malunya kalau takut terhadap risiko.
“Buka mata, buka telinga, buka hati, buka pikiran, bangun keberanian, galang kerja sama, berjuang tanpa batas. Artinya, kita harus mempunyai keterbukaan dalam pikiran, supaya dapat berpikir kritis, mempunyai kepedulian, berani melakukan perubahan, melakukan secara kolektif, dan tidak ada kata berhenti dalam perjuangan,” tegas Misiyah.
Kemudian Misiyah memberikan pesan kepada perempuan milenial Indonesia. Supaya tidak menyesal di kemudian hari, perempuan harus punya pandangan luas. Perempuan-perempuan harus menghormati perjuangan Kartini. Menghormatinya dengan cara melanjutkan perjuangannya. Dengan harapan, bisa menjadi Kartini masa kini. (Ilyas Mahpu)
https://www.instagram.com/tv/COAQjLGpuqU/?utm_source=ig_web_copy_link
Menyukai ini:
Suka Memuat...