JAKARTA – Garis-garis pada kulit yang sering muncul di area perut, paha, bokong, payudara, atau lengan atas memang disebut stretch mark. Dalam bahasa medis dikenal sebagai striae.
Stretch mark terjadi karena kulit mengalami peregangan yang cepat dan berlebihan. Ketika kulit meregang terlalu cepat, kolagen dan elastin yang memberikan elastisitas pada kulit bisa robek, sehingga muncullah garis-garis tersebut.
Dilansir dari pafibiaknumforkab.org, sedikitnya ada lima penyebab stretch mark:
Penyebab utama stretch mark adalah penurunan atau kenaikan berat badan yang cepat. Sebab, ketika berat badan meningkat dengan cepat, kulit harus meregang lebih dari kapasitasnya, dan hal ini dapat menyebabkan kerusakan serat kolagen dan elastin di bawah kulit, yang menyebabkan garis merah atau ungu di kulit. Begitu pula sebaliknya, ketika terjadi penurunan berat badan secara drastis, hal ini dapat menyebabkan kulit kendur dan stretch mark, karena kulit sulit untuk kembali seperti sebelumnya.
Munculnya stretch mark terutama pada perut, paha, dan bokong, adalah faktor kehamilan. Pasalnya, janin yang sedang berkembang di dalamnya menyebabkan perut membesar dengan cepat dan akibatnya kulit di daerah tersebut mengalami peregangan yang signifikan. Perubahan hormonal yang terjadi selama kehamilan juga dapat mempengaruhi elastisitas kulit dan meningkatkan risiko stretch mark.
Stretch mark juga bisa terjadi pada masa pubertas. Sebab, pada masa pubertas, tubuh mengalami pertumbuhan yang sangat cepat, termasuk pertumbuhan payudara pada wanita. Selain itu, perubahan hormonal yang terjadi selama masa pubertas juga dapat mempengaruhi elastisitas kulit. Namun, stretch mark pada masa pubertas, biasanya bersifat sementara dan akan memudar seiring waktu.
Faktor genetik juga berperan dalam kemungkinan munculnya stretch mark. Jika orang tua atau anggota keluarga memilikinya, maka kita juga akan lebih mungkin memilikinya.
Faktor lainnya adalah penggunaan steroid jangka panjang dapat melemahkan kulit dan meningkatkan kemungkinan munculnya stretch mark. Dengan menekan sistem kekebalan tubuh, steroid dapat mempengaruhi produksi protein kolagen dan elastin, yang merupakan komponen penting untuk menjaga kulit elastis. (*)
SerikatNews.com adalah media kritis anak bangsa. Menyajikan informasi secara akurat. Serta setia menjadi platform ruang bertukar gagasan faktual.
Menyukai ini:
Suka Memuat...