Ekonomi
Pemulihan Ekonomi 2021 dari Dampak Pandemi Covid-19

SERIKATNEWS.COM – Kementerian Perdagangan menegaskan komitmennya dalam mendukung pemulihan ekonomi 2021 dari dampak Covid-19. Berbagai langkah penanganan akan dilakukan, dan kebijakan dalam menyikapi ekonomi dunia yang saat ini sedang sulit.
“Dalam menghadapi berbagai tantangan yang ada di sektor perdagangan saat ini, Presiden Joko Widodo memberikan tiga mandat kepada Kementerian Perdagangan untuk segera dapat dilaksanakan,” ujar Menteri Perdagangan (Mendag) Muhammad Lutfi dalam siaran persnya, Selasa (12/1/2021).
Tiga mandat tersebut, pertama adalah menjaga stabilitas harga, terutama inflasi serta meningkatkan daya beli masyarakat. Kedua, membantu pelaku usaha kecil dan menengah (UKM) dalam menembus pasar ekspor. Ketiga adalah meningkatkan ekspor melalui perjanjian kerja sama perdagangan internasional, salah satunya dengan negara-negara tujuan ekspor nontradisional.
“Untuk itu, Kemendag akan melaksanakan berbagai kegiatan dan kebijakan dalam melaksanakan mandat-mandat yang telah diamanatkan tersebut,” jelasnya.
Dalam menggerakkan perekonomian nasional, Kemendag akan memastikan arus barang tetap berjalan dengan baik. Kemendag berkomitmen terus menjaga stabilitas harga dan pasokan barang pokok agar terjangkau masyarakat.
“Termasuk dalam menghadapi Ramadan dan Lebaran, kami sudah memastikan ketersediaan barang penting seperti gula, daging, dan beras cukup dalam menghadapi hari besar tersebut,” jelas Mendag.
Kemendag juga akan terus membantu pelaku usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) dalam menembus pasar ekspor. Kemendag akan terus membantu UMKM agar lebih kompetitif sehingga dapat menembus pasar ekspor negara tradisional dan nontradisional.
Menurut Mendag Lutfi, di Indonesia kini sedang terjadi fenomena baru, yaitu yang sebelumnya Indonesia dikenal sebagai negara pengekspor barang mentah dan barang setengah jadi, di masa yang akan datang Indonesia akan menjadi pengekspor barang industri berkualitas tinggi.
“Indonesia akan menjadi pengekspor barang industri melalui produk besi baja dan kendaraan bermotor. Kedua barang ini adalah fenomena baru dalam ekspor Indonesia di masa yang akan datang. Nilai yang disumbangkan kedua produk ini sangat tinggi dan menjanjikan,” lanjutnya.
Kemudian, disampaikan bahwa beberapa produk ekspor Indonesia yang saat ini jumlahnya signifikan adalah produk kayu, sebesar USD 3,44 miliar dan perhiasan, sebesar USD 7,88 miliar yang didominasi oleh padat karya.
“Banyak UMKM yang bisa kita galakkan dari sektor ini. Kedua barang ini akan terus kita dorong untuk UMKM dan semoga dapat menciptakan banyak lapangan kerja. Dengan sejumlah strategi yang telah disiapkan, serta dengan sinergi dan komitmen kuat dari seluruh pihak terkait, semoga sektor ekonomi akan segera bangkit dari keterpurukan dan memberi dampak positif ke berbagai sektor lainnya,” katanya.
Menurut Mendag, di masa yang akan datang apabila ingin menjadi pengekspor yang besar, maka harus membuka pasar agar menjadi lebih kompetitif. Dengan terbukanya pasar, maka akan mengundang investasi dan industrialisasi masuk. Dengan banyaknya investasi dan industrialisasi yang masuk, maka akan melahirkan berbagai peluang ekspor ke depannya.
