Tidak ada motif politik dalam negeri dan rekayasa dalam kasus terorisme yang terjadi akhir-akhir ini di Mako Brimob, Surabaya, Sidoarjo bahkan di Riau. Rentetan aksi ini murni dilakukan oleh kelompok radikal militan JAD yang berafiliasi dengan jaringan transnasional ISIS.
Baca Juga: Pengamat IPI : DPR tak Sahkan RUU Terorisme, Presiden harus Keluarkan Perppu
Kelompok pelaku sangak eksklusif terbukti mereka bergerak dalam tingkat keluarga seperti yang di tiga gereja Surabaya dan Mapolrestabes. Kelompok eksklusif ini tidak bisa diintervensi oleh pihak lain, apalagi yang tidak dikenal dan beda ideologi.
Kelompok ini bergerak hanya secara senyap meninggalkan komunikasi dengan teknologi supaya tidak mudah terpantau. Sangat sulit ada pihak yang memberikan arahan tertentu demi kepentingan politiknya apalagi kepentigan politik dalam negeri.
Baca Juga: Rentetan Aksi Teror, Masyarakat Jangan Panik
Aksi-aksi ini juga terkait dengan arahan ISIS di Timur Tengah kepada jaringannya untuk beraksi. Di tahun sebelumnya ISIS juga mengarahkan jaringannya untuk beraksi melakukan amaliyah di bulan suci. Aksi kali ini diduga juga demikian.
Diskursus tentang tuduhan bahwa aksi teror ini ada motif politik dalam negeri dan rekayasa harus dihentikan. Seluruh komponen bangsa harus bersatu pada satu arah untuk memberantas terorisme. Komentar yang tidak perlu justru akan menjadi celah bagi aksi selanjutnya.
Pengamat Intelijen, Mahasiswa Doktoral Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Indonesia.
Menyukai ini:
Suka Memuat...