SERIKATNEWS.COM – Wedang ronde merupakan perpaduan minuman asal Tionghoa dengan Nusantara. Dalam bahasa China, wedang ronde disebut tangyuan, yaitu makanan bulat-bulat, terbuat dari tepung ketan yang kemudian dinikmati dengan kuah atau sup.
Perbedaannya, seperti dikutip dari Kompas, Minggu (18/12/2022), tangyuan dimakan dengan kuah manis atau kaldu daging, sedangkan di Indonesia, kuah ronde adalah wedang jahe hangat. Ronde berasal dari bahasa Belanda, rond, yang berarti bulat.
Kemudian berubah menjadi rondje; imbuhan je dalam bahasa Belanda bermakna jamak (banyak). Kata tersebut mudah diucapkan bagi bangsa kolonial Belanda, daripada tangyuan. Sedangkan bagi warga Indonesia, kata rondje seiring waktu menjadi ronde.
Di Yogyakarta, wedang ronde bisa ditemukan di pinggir jalan. Biasanya penjual menggunakan gerobak. Beberapa penjual juga kadang berkeliling dengan gerobak dorong atau motor.
Adapun pembuatannya tidak membutuhkan banyak bahan-bahan dan waktu. Dikutip dari berbagai sumber, berikut resep dan cara membuat wedang ronde yang sederhana:
Sediakan bahan-bahan terlebih dahulu, meliputi:
- Untuk ronde: 150 gram tepung ketan; 1/4 sendok teh garam; 135 ml air hangat
- Untuk isian: 50 gram kacang tanah yang sudah dikupas dan disangrai; 50 gram gula pasir; dan 1/2 sendok teh garam
- Untuk kuah jahe: 2 liter air; 400 gram gula pasir; 400 gram jahe; 6 batang serai; 4 lembar daun pandan; 1 sendok teh garam
Cara mengolah:
- Sangrai kacang tanah, jangan sampai gosong. Setelah dingin, blender dengan gula pasir dan garam. Bentuk menjadi bulatan kecil-kecil, kemudian sisihkan.
- Campur tepung ketan dan garam. Tambahkan air hangat sedikit demi sedikit sambil lalu diuleni sampai kalis. Ambil sedikit bahan ronde, pipihkan, lalu beri isi, lalu bentuk menjadi bola-bola.
- Rebus bola-bola ronde dalam air mendidih sampai mengapung. Kemudian angkat dan tiriskan.
- Rebus air dicampur gula pasir, jahe, daun pandan, dan serai di atas api kecil sampai mendidih.
Kontributor Serikat News Daerah Istimewa Yogyakarta