SIDOARJO – Tragedi runtuhnya bangunan Pondok Pesantren Al Khoziny di Buduran, Sidoarjo, Jawa Timur, pada (29/9/2025), meninggalkan duka mendalam. Peristiwa yang terjadi saat ratusan santri sedang melaksanakan Salat Ashar itu menelan korban jiwa sebanyak lima orang dan puluhan lainnya mengalami luka-luka.
Berbagai pihak, mulai dari pemerintah provinsi, kabupaten, hingga aparat gabungan TNI-Polri dan Basarnas bergerak cepat melakukan evakuasi. Bahkan, Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa dan Wakil Gubernur Emil Elestianto Dardak turut hadir memberikan dukungan langsung.
Namun, di tengah suasana duka itu, publik justru menyoroti ketidakhadiran pimpinan maupun anggota DPRD Jawa Timur, khususnya wakil rakyat yang berasal dari daerah pemilihan Sidoarjo. Hal ini disampaikan Koordinator Wilayah Solidaritas Pemuda-Mahasiswa Merah Putih (SPM-MP) Jawa Timur, A Sholeh.
“Pertama, saya sampaikan duka mendalam terhadap musibah yang terjadi pada Pondok dan santri Ponpes Al Khoziny, semoga proses evakuasi berjalan lancar, semua korban dapat segera diselamatkan dan tidak ada korban jiwa yang terus bertambah. Kedua, saya ingin sampaikan kepada pimpinan DPRD Jawa Timur, wabil khusus anggota Dewan Dapil Sidoarjo, kalian merupakan wakil rakyat tetapi kalian sama sekali tidak memiliki kepekaan batin dan miskin kepedulian,” ujar A Sholeh.
Sholeh menilai absennya anggota DPRD Jatim dari dapil Sidoarjo menambah kekecewaan publik, termasuk Ketua Komisi A DPRD Jatim Dedi Irwansah. Ia menyindir sikap dewan yang lebih antusias dengan kunjungan kerja (kunker) ke luar negeri ketimbang hadir mendampingi korban bencana.
“Kita sangat menyayangkan bahwa, sampai hari ini anggota dewan provinsi Jawa Timur dari Dapil Sidoarjo masih belum tampak batang hidungnya. Ini menandakan anggota dewan betul-betul telah mati kepekaan dan kepeduliannya terhadap masyarakat. Saya sebut saja di sini, seperti Dedi Irwansah, dia putra Sidoarjo, dipilih oleh masyarakat Sidoarjo, saat ini duduk sebagai ketua Komisi A DPRD Jatim, tapi memilih untuk tidak berdiri di samping para korban Ponpes Al Khoziny,” ucapnya.
Lebih lanjut, Sholeh menegaskan bahwa ketidakpedulian wakil rakyat terhadap musibah seperti ini merupakan preseden buruk bagi lembaga legislatif. Ia juga mendesak partai politik agar bersikap tegas terhadap kader-kader yang gagal menunjukkan kepedulian sosial.
“Makanya, kalau kemudian masyarakat benci terhadap DPR jangan disalahkan, karena sikap dan tindakan mereka memang justru berjarak dengan kepentingan masyarakat. Harusnya partai bersikap tegas terhadap kader-kader yang punya karakter seperti itu, agar partai tidak dituduh gagal melakukan edukasi politik lagi,” pungkasnya.
A Sholeh memastikan, lembaganya akan terus mengawal isu ini dan mendorong aparat penegak hukum maupun partai politik untuk menindak tegas anggota dewan yang abai terhadap rakyat, agar marwah lembaga legislatif tidak semakin tergerus di mata publik.
Menyukai ini:
Suka Memuat...