SERIKATNEWS.COM – Konflik yang terjadi antara Rusia dan Ukrain hingga saat ini telah memakan banyak korban. Terdapat di antaranya, 198 warga sipil, serta tiga anak-anak, tewas akibat gempuran invasi yang dilakukan Rusia terhadap Ukraina.
Hal itu disampaikan langsung oleh Viktor Lyashko, Menteri Kesehatan Ukraina dengan membeberkan data korban akibat invasi tersebut per Sabtu, 26 Februari 2022.
“Menurut data operasi, di tangan penjajah kami (Rusia) 198 orang tewas, termasuk 3 anak-anak, 1.115 terluka, termasuk 33 anak-anak,” tulis Viktor Lyashko di laman sosial medianya, dilansir dari AFP.
Sebagaimana informasi yang beredar, Rusia telah mengerahkan pasukan militernya untuk menginvasi Ukraina sejak Kamis, 24 Februari lalu.
Terdapat beberapa alasan mengapa Presiden Rusia, Vladimir Putin itu melancarkan invasi. Salah satunya, invasi ke Donbas, Ukraina, yang dikuasai kelompok separatis pro-Moskow.
Alasan pertama, ialah karena pemimpin separatis daerah itu telah meminta bantuan Rusia terkait klaim serangan pasukan Ukraina ke wilayah mereka.
“Republik Rakyat Donbas menyampaikan permintaan bantuan ke Rusia. Sehubungan dengan itu, saya membuat keputusan melancarkan operasi militer khusus,” tutur Putin dalam pidatonya yang disiarkan di televisi dikutip TASS, Kamis, 24 Februari lalu.
Lebih lanjut lagi, dalam langkah melindungi warga di Donbas yang selama ini menjadi target ‘pelecehan hingga genosida’ dari pemerintah Ukraina selama delapan tahun terakhir, merupakan faktor pemicu juga adanya gempuran invasi ini.
Konflik antara Ukraina-Rusia semakin memanas usai Putin membenarkan jika wilayah di Ukraina timur, Donetsk dan Luhansk, merupakan wilayah yang dikuasai oleh kelompok separatis pro-Moskow. Putin juga mengerahkan pasukan militernya di dua wilayah tersebut dengan dalih penjaga perdamaian.
Akibat peristiwa tersebut, banyak kecaman yang dilontarkan dari sejumlah pihak termasuk dari Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres yang meminta Putin menarik mundur pasukannya. Namun, hal itu sama sekali tidak digubris.
Di sisi lain, NATO, serta Uni Eropa juga bersuara,tetapi kecaman tak kunjung didengar. Invasi terus dilancarkan Rusia ke Ukraina. Sanksi ekonomi juga dijatuhkan pada negeri beruang merah tersebut.
Hingga kini, Ukraina memberlakukan darurat militer. Ukraina menyatakan Rusia menyerang dari tiga sisi yakni dari sisi timur yang berbatasan langsung dengan Ukraina, dari utara atau dari wilayah Belarusi dan dari arah selatan atau dari Crimea.
Sejak hari kemarin sejumlah wilayah Ukraina mulai berjatuhan, di antaranya wilayah Chernobyl yang dulu pernah ada reaktor nuklir. Tak hanya itu, pangkalan udara serta pangkalan militer Ukraina juga dapat dihancurkan oleh Rusia.