SERIKATNEWS.COM – Maraknya deklarasi berbagai alumni perguruan tinggi dan SMA di berbagai perguruan tinggi menjadi model baru dalam aktivitas kampanye PILPRES 2019. Apalagi membaurnya kaum intelektual dengan rakyat menjadi bagian dari kampanye Jokowi. Ada apa dengan fenomena ini?
Berikut ini hasil wawancara serikatnews.com kepada Budi Arie Setiadi, Ketua Umum PROJO.
Apa benar Anda menginisiasi deklarasi alumni kampus Anda guna mendukung pasangan Jokowi-Amin?
Kami menginisiasi bersama- sama. Ada ide dan gagasan tentang kemenangan rakyat. Ada keinginan bersama dan bertemu dalam momentum yang tepat. Politik itu soal momemtum. Ada prakasa dan inisiatif dari seluruh teman-teman alumni kampus. Ada kegelisahan yang sama. Kita berkolaborasi dan sinergi. Gerakan rakyat harus menyatukan seluruh energi. Karena energi rakyat adalah optimisme.
Berapa banyak alumni yang terlibat?
Sangat banyak. Awalnya memang hanya beberapa orang. Tapi melalui proses dan dialektika gerakan menjadi begitu luas dan masif. Ada alumni yang berlatar belakang aktivis dan alumni yang ikut terpanggil.
Deklarasi itu atas inisiatif Anda sendiri atau karena difasilitasi oleh Timses?
Prakarsa dan inisiatif bisa berasal dari siapa saja. Saya percaya pada kekuatan rakyat. Energi rakyat harus partisipasif. Bukan top down (dari atas ke bawah). Sinergi dengan Timses itu pasti. Ini gerakan yang menyatukan seluruh energi dan potensi. Perubahan tidak bisa diurus satu dua kelompok. Perubahan dan kemajuan Indonesia harus digerakkan semua komponen anak bangsa. Saatnya ini eranya kolaborasi dan sinergi. Kalau bahasa ideologisnya dan sesuai jati diri bangsa adalah gotong rotong.
Tapi ada yang mengkritik dan nyinyir soal Alumni UI Cibitung?
Bersatunya kaum intelektual dan rakyat memang sulit dipahami oleh aktivis karbitan. Deklarasi para alumni itu adalah gerakan rakyat. Bukannya reuni ha ha ha.
Suara satu alumni dengan satu suara rakyat sama. Merobohkan kampus agar tidak menjadi menara gading memerlukan kesadaran dan keberanian politik.
Apa latar belakang dan tujuan dari deklarasi tersebut?
Pilpres adalah ajang kontestasi anak bangsa. Tapi dalam perkembangannya kami menilai terlalu banyak anasir yang menawarkan gagasan yang sangat berbahaya bagi keutuhan negara kita. Para pendiri bangsa sudah mengorbankan jiwa raganya untuk mempersatukan negeri ini. Apa yang sudah dipersatukan terlalu mahal harganya untuk dipertaruhkan.
Bisa diceritakan bagaimana proses mengumpulkan para alumni, meyakinkan mereka hingga akhirnya sampai deklarasi?
Kita berinteraksi dari mulai minum kopi hingga diskusi di grup WA. Semuanya mengalir. Frekuensinya sama. Memenangkan pemimpin rakyat pada 2014 memerlukan perjuangan dan militansi. Tapi mempertahankan pemimpin yang bekerja sepenuh hatinya untuk rakyat tahun 2019 ini membutuhkan perjuangan dan militansi yang sangat besar.
Kenapa tidak mengajak organisasi resmi alumni?
Organisasi Alumni seperti halnya kampus dan institusi pendidikan harus netral. Saya juga Dewan Penasihat ILUNI UI. Tapi saya tidak ingin membawa nama ILUNI UI dalam politik praktis. Person dan orangnya punya hak politik sebagai warga negara. Gerakan Alumni ini bentuknya partisipatif dan mandiri.
Ada yang menilai gerakan Alumni ini tidak efektif meningkatkan elektabilitas?
Silakan saja berpendapat seperti itu. Memang kalau sekedar seremoni dan selfi akan kurang manfaatnya. Hanya seperti pesta kembang api. Karena itulah kami mendorong gerakan lanjutan. Door to door. Turba dan langsung ke akar rumput. Kuncinya dari pintu ke pintu, dari hati ke hati. Sejarah hanya milik para pemberani.
Bagaimana respons mereka terkait deklarasi yang Anda inisiasi?
Semuanya antusias dan bersemangat. Kan bisa dilihat animonya. Atmosfirnya bisa dirasakan. Ada gairah baru dalam politik Indonesia.
Mengapa alumni akhirnya membuka diri dan bersuara dalam Pilpres?
Ketika seorang warga negara ingin menyalurkan aspirasi politiknya dan mereka mengekspresikan identitas asal pendidikannya itu artinya ada makna politik yang ingin disampaikan. Kontestasi Pilpres 2019 tidak boleh menghancurkan bangunan kebangsaan kita. Ini sangat berbahaya. Identitas alumni pendidikan baik SMA atau kampus itu kan melekat seumur hidup di dalam diri kita.
Deklarasi dukungan itu murni dari alumni atau diinisiasi dan difasilitasi Timses Paslon?
Itu inisiasi dan aspirasi murni. Bahwa ada sinergi dengan Timses adalah konsekuensi politik yang tidak bisa dihindari. Gerakan ini titik temu antara kesadaran subyektif dan kondisi obyektif. Politik tanpa rakyat adalah dusta. Rakyat tanpa politik adalah pembodohan.
Apa sebenarnya yang ingin disampaikan kepada publik dengan deklarasi ini?
Kaum intelektual marah dengan cara- cara politik yang banyak mengumbar fitnah, kebohongan, adu domba dan hoax. Mereka marah karena data dan fakta dijungkirbalikkan. Kritik direduksi menjadi kebencian, sinisme dan pesimisme. Ini tidak sehat. Demokrasi memerlukan kritik bukan fitnah dan kebencian.
Anda yakin, deklarasi ini akan meningkatkan elektabilitas Jokowi-Amin secara signifikan?
Sangat yakin. Gerakan kaum intelektual yang bersatu dengan rakyat adalah energi optimisme yang dahsyat. Jokowi itu energi rakyat dan energi rakyat adalah optimisme.
SerikatNews.com adalah media kritis anak bangsa. Menyajikan informasi secara akurat. Serta setia menjadi platform ruang bertukar gagasan faktual.