SERIKATNEWS.COM – Acara bedah buku yang dilaksanakan Badan Ekskutif Mahasiswa (BEM) Universitas Bahauddin Mudhary (UNIBA) Madura menjadi polemik karena diisukan Presiden Mahasiswa (Presma) UNIBA mendapatkan uang sebesar Rp20 juta dari paslon cabup tertentu.
Saat diwawancara via WhatApp, Obaidillah Presiden Mahasiswa (Presma) UNIBA Madura menyatakan dukungan terhadap pasangan Fauzi-Imam Hasyim (FAHAM). Hal ini memicu kritik dari berbagai kalangan.
Ketua Lembaga Pers Mahaswa (LPM) Authentic UNIBA, Roby Tri Sulaiman menilai pernyataan Presma itu cenderung tendensius dan melenceng dari sikap netral yang seharusnya dipegang oleh seorang presiden mahasiswa. Semestinya, Obaidillah tidak membawa posisi Presma ke dalam ranah politik praktis yang bersifat personal.
“Kalau memang punya pilihan, maka pergunakan hak pilihnya secara personal. Jangan membawa kelembagaan BEM apalagi kampus karena BEM itu adalah organisasi mahasiswa elit untuk mengawal demokrasi dan kebebasan sebagai mahasiswa,” ujar Roby, Jumat 1 November 2024.
Dia berpendapat bahwa posisi Presma seharusnya tidak dipengaruhi oleh kepentingan politik tertentu. “Masih banyak buku yang dapat dibedah dari para pakar lainnya, namun mengapa momen bedah buku seorang Fauzi justru saat menjelang Pilkada. Artinya siapa pun akan melihat ketidaknetralan dan kecenderungan yang begitu tendensius terhadap satu pasangan calon bupati-wakil bupati,” katanya.
Roby juga menganggap pernyataan Obaidillah kurang etis karena disampaikan di tengah mahasiswa lain yang seharusnya mendapat informasi yang netral dan tidak condong pada satu calon tertentu. Sebagai Presma UNIBA, Obaidillah memiliki peran untuk menjaga independensi dan kebebasan berpikir, bukan justru mengarahkan dukungan kepada satu pihak.
“Sebagian kalangan mahasiswa dan aktivis di Sumenep masih berharap pada netralitas presiden mahasiswa dalam Pilkada. Mahasiswa sebagai agen perubahan diharapkan menjadi pengawal demokrasi yang independen, terutama menjelang Pilkada yang akan menentukan masa depan Sumenep,” katanya.
Roby juga megecam keras Rektor UNIBA Madura Prof. Rahmat Hidayat. Menurutnya, acara bedah buku yang berbau kampanye di lingkungan kampus merupakan tindakan yang tidak bijaksana dan berpotensi mengganggu proses belajar-mengajar, padahal kampus seharusnya menjadi ruang yang netral.
“Seharusnya rektor membatasi aktivitas yang berbau kampanye di dalam kampus. Kampus seharusnya menjadi ruang yang kondusif untuk diskusi akademik yang terbuka dan kritis, bukan arena untuk mempromosikan kepentingan politik tertentu,” pungkasnya.
SerikatNews.com adalah media kritis anak bangsa. Menyajikan informasi secara akurat. Serta setia menjadi platform ruang bertukar gagasan faktual.
Menyukai ini:
Suka Memuat...