SERIKATNEWS.COM – Hari Pahlawan tahun ini tampaknya akan semakin berkesan bagi warga Kota Surabaya. Pasalnya, pada 10 November 2019 ini, untuk pertama kalinya Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya berencana akan meresmikan Museum Pendidikan.
Menurut Kepala Bidang Bangunan dan Gedung Dinas Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukiman Cipta Karya dan Tata Ruang (DPRKPCKTR) Kota Surabaya, Iman Krestian mengatakan pengerjaan museum tersebut memakan waktu cukup lama karena Pemkot Surabaya ingin mempertahankan bangunan aslinya.
“Masih berjalan. Memang agak lama karena proyeknya ini sifatnya rekonstruksi bangunan cagar budaya. Jadi ada beberapa komponen bangunan yang hilang atau rusak dan harus direplikasi serta disesuaikan dengan eranya saat bangunan itu didirikan,” jelas Iman, Kamis (17/10/2019).
Iman mengatakan Museum Pendidikan ini dibangun di aset tanah sekaligus bangunan eks Taman Siswa, yang merupakan bekas milik asing, Tiongkok. Menurutnya, pembangunannya cukup kompleks. Progres saat ini pun sekitar 70 persen dan tengah dilakukan pemasangan lighting, AC, poles, pembenahan lantai marmer, tegel kunci kuno, pembenahan atap, pintu, kusen yang dimakan rayap, landscap serta detail interior.
Namun pihaknya tetap mengupayakan museum pendidikan bisa rampung 10 November 2019. Soal konsep bangunan, Iman menyebut museum nantinya bernuansa kafe lawas. “Inginnya nuansa kayak kafe-kafe kekinian dengan suasana heritage,” ucapnya.
Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Kota Surabaya, Antiek Sugiharti menargetkan semua koleksi sejarah pendidikan bisa dipindahkan ke museum mulai 22-24 Oktober 2019. Pihaknya tengah menyiapkan semuanya, termasuk penyusunan narasi untuk barang bersejarah sesuai dengan historinya masing-masing.
“Nanti akan diisi oleh sekitar 800 koleksi, penataannya kami bikin storyline dan ditata sesuai kategori, ada tekniknya, teman-teman tim museum yang ahli itu. Kita bikinkan mulai pendidikan pra sejarah, zaman kerajaan, hingga pendidikan masa kini. Rencananya, bulan depan (November) diresmikan,” ujarnya.
Ia menjelaskan barang-barang itu nantinya akan dipajang berdasarkan klasifikasi di setiap periode perkembangan pendidikan. Mulai dari koleksi pra aksara di mana masyarakatnya belum mengenal tulisan, sampai bagaimana orang tua mengajarkan pendidikan kepada anak-anaknya zaman itu lengkap.
Ada pula koleksi pendidikan pada masa kerajaan, mulai dari pengenalan sejarah pendidikan masa klasik, huruf Jawa ‘hanacaraka’, dan sebuah padepokan pendidikan berbasis agama dan pendidikan di masa kolonial.
“Nah, kolonial ini juga dibagi, ada kolonial zaman Belanda dan Jepang. Jadi, ada beberapa koleksi dokumen yang ada pada saat itu, termasuk alat tulisnya,” papar mantan Kepala Dinas Kominfo itu.
Selain itu, koleksi masa perjuangan pahlawan sekaligus Bapak pendidikan Indonesia Ki Hajar Dewantara juga sudah siap dipamerkan. Bahkan, di museum itu, ada juga infografis yang menceritakan perjuangan Ki Hajar Dewantara dalam memperjuangkan pendidikan di Indonesia.
“Lalu benda bersejarah lainnya seperti meja kelas yang ada lubang tintanya, papan tulis kaki dan bangku. Kami juga mencoba merekonstruksikan tentang pendidikan propaganda Jepang,” imbuhnya.
Untuk diketahui, yang menjadi keunikan tersendiri pada museum itu akan ada peragaan suasana kelas tempo dulu. Ia menampilkan alat pendukung seperti buku kurikulum SD–SMA, lampu teplok, lampu tromak, ublik, lilin dan sarana papan tulis.
SerikatNews.com adalah media kritis anak bangsa. Menyajikan informasi secara akurat. Serta setia menjadi platform ruang bertukar gagasan faktual.