Ekonomi
Pertanian Organik Jadi Bisnis Masa Depan

SERIKATNEWS.COM – Penyediaan bahan pangan nasional sudah saatnya naik kelas dalam kualitas. Indonesia mesti bekerja keras untuk menyediakan pasokan yang dibutuhkan di masa depan, seperti bahan pangan organik.
Wakil Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi Budi Arie Setiadi mengatakan, masyarakat tidak hanya butuh kenyang atau terpenuhi kebutuhan pangannya, tetapi bahan pangan masyarakat juga harus membawa dampak langsung pada kesehatan.
“Pertanian organik adalah bisnis masa depan,” kata Wamendes Budi Arie Setiadi di tengah kunjungan di lahan pertanian organik Boja Farm, Bogor, Jawa Barat, Kamis (17/9/2020).
Dalam kunjungan yang didampingi Wadirut BNI Adi Sulistiawati dan Direktur PUED Kemendes PDTT itu, Wamendes Budi Arie mengatakan bahwa pertumbuhan produksi pertanian organik hampir 12 hingga 16 persen per tahun dari total produksi pertanian dunia.
“Peningkatan ini terjadi dalam kurun waktu 5 tahun terakhir,” katanya.
Dia pun menekankan, desa-desa harus menjadi penggerak utama pertanian organik. Cara berpikir dalam bercocok tanam harus mengarah pada kebutuhan pasar, tidak hanya untuk kebutuhan pribadi petani.

Budi Arie Setiadi dalam unjungannya di lahan pertanian organik Boja Farm, Bogor © Humas Kemendes PDTT
Wamendes yakin tidak terlalu sulit mendapatkan akses pembiayaan produksi bahan pangan organik berikut pasarnya.
“Saya hadir bersama Wadirut BNI karena sebagai bank pemerintah punya komitmen dan tugaa untuk menyalurkan KUR dengan bunga 6 persen per tahun,” jelas Budi.
Pasar hasil pertanian organik didominasi di perkotaan terutama kalangan masyarakat menengah ke atas. Bahkan, contohnya Boja Farm, sudah mengekspor hasil pertanian organik.
“Dengan kerja keras dan strategi yang jelas, masyarakat desa dan BumDes bisa mewujudkan pertanian organik,” katanya.
Dengan demikian, akademisi dan peneliti di Indonesia mesti mengadakan riset yang mendalam untuk memproduksi bio pestisida. Pupuk tersebut sangat dibutuhkan dalam menunjang pertanian organik. Faktor penunjang lainnya adalah keterlibatan kaum muda di desa.
Budi Arie prihatin sebab baru 3,5 persen pemuda yang ingin bekerja di sektor pertanian. Padahal pemuda adalah penggerak di semua bidang, termasuk pertanian.
“Orang tua harus digantikan oleh yang muda. Regenerasi petani muda menjadi penting. Dan ingat, jadi petani itu keren!” pungkas Wamendes Budi.

-
Lifestyle7 hari ago
Ternyata Cowok Yang Diinginkan Dinar Candy adalah Raffi Ahmad, Benarkah Itu?
-
Hukum6 hari ago
Sekelompok Oknum Mahasiswa Bertindak Represif Terhadap Anggotanya, GMNI Tempuh Jalur Hukum
-
Lifestyle7 hari ago
Rumah Baru Roger Danuarta dan Cut Meyriska Ada Liftnya, Ini Alasanya
-
Politik6 hari ago
MUI Jatim Dukung Presiden Soal Penunjukan Komjen Listyo Sigit sebagai Calon Kapolri