SERIKATNEWS.COM – Kasus dugaan penganiayaan oleh oknum Kepolisian Sektor (Polsek) Sapeken terhadap 2 anak remaja mulai mendapat tanggapan dari Polres Sumenep, Madura, Jawa Timur.
Berdasarkan keterangan yang diterima media Serikat-News, Kasi Humas Polres Sumenep, AKP Widiarti S, berkelit atas pemberitaan yang diunggah sejumlah media dengan merilis kronologi kejadian versi kepolisian.
Menurutnya, luka memar yang dialami oleh korban yang merupakan remaja bukanlah ulah oknum Polsek Sapeken.
“Terkait luka memar yang dialami AWR, AZ, AB, FA dan IR adalah akibat perkelahian yang terjadi sebelumnya, bukan karena dianiaya oleh oknum Polsek Sapeken,” sebut Kasi Humas AKP Widiarti S, sebagaimana rilis keterangan yang diterima media, Senin (15/4/2024).
Di sisi lain, melalui saluran rekaman video, salah satu korban inisial AA menceritakan kronologi kejadian saat dirinya mendapat perlakuan tidak baik dari oknum Polsek Sapeken.
Dalam video tersebut, korban AA mengisahkan apa yang dialami dirinya dan temanya. “Awalnya itu teman saya dan teman saya yang satunya berantem,” kata AA membuka cerita.
Mengetahui hal itu, lanjut AA, dirinya berinisiatif untuk melerai kedua temannya yang berkelahi dengan datang ke lokasi kejadian.
“Tiba-tiba kami langsung dihajar, karena mabuk itu. Datang lagi ini teman saya yang lain, tapi lagi-lagi juga dihajar. Mabuk kan,” tuturnya.
Tak lama kemudian, sambung AA, keadaan pun damai karena didatangi petugas dari kepolisian setempat. Namun AA berupaya menyembunyikan apa yang dia ketahui soal kejadian dirinya dan teman-temannya.
“Di datangilah kita oleh Polisi. Diambillah saya, (teman-teman, red) saya sembunyiin, tiba-tiba saya langsung ditampar, dua kali,” katanya.
Setelah itu, dirinya diperkenankan pulang oleh polisi yang bertugas. Akan tetapi, keesokan harinya ia diminta agar kembali dengan membawa AN.
Keesokan harinya, Minggu (7/4), tanpa sepengetahuan AA, AN sudah dijemput oleh petugas kepolisian.
“Saat diambil, saya pura-pura ditanyakan oleh Polisi. Kalau jam segini AN sudah bangun nggak? Saya jawab nggak tahu pak, saya baru bangun,” katanya menirukan percakapannya kala diinterogasi Polisi.
“Nah, sesampainya di kantor, saya ditanyakan lagi, kamu tahu nggak siapa yang nyembunyiin? Saya pun bilang nggak tahu, dan langsung ditampar saya,” tegas ia mengisahkan.
Setelah itu, menurutnya AN lalu turut dipanggil untuk dipertemukan dengan dirinya. “Sudah itu, juga diambil ini, saya lihat dia ini juga sudah bengkak ininya,” katanya.
AA mengaku dirinya dipukul oleh petugas kepolisian kurang lebih 20 kali. “Kurang periksa juga ya, kurang lebih 20 kali. Sekitar itu lah, pakai sandal Eiger,” pungkasnya.
Terpisah, pihak keluarga korban, Samsuriadi, melalui rekaman video pendek juga memberikan pernyataan singkat bahwa dirinya tetap keberatan atas sikap kepolisian saat melakukan interogasi terhadap 2 anak remajanya yang sama-sama baru menginjak usia 17 tahun itu.
“Kami sebagai pihak keluarga tetap tidak terima terhadap apa yang dilakukan Kapolsek Sapeken kepada anak-anak kami yang semena-mena, tidak berperikemanusiaan, menganiaya anak-anak kami seperti binatang. Kami akan menuntut balik,” ucap Samsuriadi, Senin (15/4/2024).
Sementara itu, Polres Sumenep membantah soal dugaan kasus penganiayaan oleh oknum Polsek Sapeken terhadap dua remaja. Dalam hal ini, Polres Sumenep merilis pernyataan sebagai berikut:
Terkait pemberitaan sebelumnya di media online limadetik.com (oknum anggota Polsek Sapeken diduga aniaya dua remaja hingga memar), jnn.co.id (oknum polisi polsek Sapeken Sumenep diduga aniaya dua remaja hingga memar), dapurrakyatnews.com (2 remaja menjadi korban penganiayaan yang di duga dilakukan oknum anggota Polsek Sapeken), dimadura.id (gunakan sandal Eiger oknum polsek Sapeken diduga aniaya 2 remaja hingga bonyok), www.memoonline.co.id (diduga dianiaya oknum anggota Polsek dua remaja di Sapeken bonyok), lensamadura.com (oknum polisi di Sumenep diduga aniaya dua remaja korban bakal lapor ke propam) dan serikatnews.com (2 remaja dianiaya oknum polisi polsek Sapeken), dalam hal ini Polres Sumenep membantah.
Adapun kronologisnya berawal pada hari Sabtu tanggal 6 April 2024 sekitar pukul 22.30 wib korban AW bertemu AA di depan Telkom Sapeken lagi minum minuman keras jenis arak bersama temannya, kemudian AWR mengingatkan AA tetapi AA tidak terima dan berkata “jangan ikut ikutan setan”, tiba tiba AA menyerang AWR, dalam perkelahian tersebut AA kalah dan pulang untuk mengajak teman temannya.
Beberapa menit kemudian AA mengajak teman temannya yang bernama AZ, FA, AN, IR, maka terjadilah perkelahian yang kedua, dan saat itu datang anggota Polsek Sapeken yang sedang patroli, melihat kedatangan petugas mereka langsung melarikan diri. Dan petugas mencari AA dkk untuk dipertemukan dengan AWR, ketika bertemu keduanya hampir terjadi perkelahian namun dihadang oleh petugas Polsek Sapeken.
Akibat kejadian tersebut Polsek Sapeken mengundang kedua belah pihak untuk datang ke Polsek agar permasalahan keduanya diselesaikan secara kekeluargaan, dengan didampingi para wali masing-masing bersepakat untuk masalah pengeroyokan tersebut dengan membuat surat pernyataan.
Terkait luka memar yang dialami AWR, AZ, AB, FA dan IR adalah akibat perkelahian yang terjadi sebelumnya, bukan karena dianiaya oleh oknum Polsek Sapeken.
Jurnalis Serikat News Sumenep, Jawa Timur
Menyukai ini:
Suka Memuat...