SERIKATNEWS.COM – Nasi tumpeng merupakan sajian yang dihidangkan ketika acara hajatan atau syukuran tertentu. Diwadahi tampah atau nampan, nasi tumpeng identik dengan nasi kuning yang disampingnya terdapat lauk-pauk.
Dalam buku Belajar dari Makanan Tradisional Jawa (Dawud Achroni, 2017), asal nama tumpeng merupakan kependekan dari bahasa Jawa, “metu dalan kang lempeng”, yang berarti hidup dengan jalan yang lurus. Nama tumpeng juga berasal dari akronim bahasa Jawa, “tumapaking panguripantumindak lempeng-tamuju Pangeran”, yang artinya hidup manusia berjalan lurus kepada Tuhan.
Sesuai namanya, bentuk lancip tumpeng yang mengarah ke atas merupakan representasi bahwa tujuan hidup manusia ialah Tuhan. Pada masa agama Hindu di Indonesia, tumpeng menjadi simbol gunung Mahameru, tempat dewa-dewi bermayam. Saat Islam datang, tradisi tumpeng tetap dilanjutkan dengan makna simbol yang berbeda.
Lauk-pauk di sekeliling nasi tumpeng juga punya makna. Jumlah lauk-pauk minimal tujuh macam. Dalam bahasa Jawa, tujuh adalah “pitu” yang merupakan akronim dari kata “pitulungan”, artinya pertolongan. Kata tersebut berisi harapan manusia agar diberi kemudahan dan pertolongan dalam kehidupan kepada Tuhan.
Beberapa lauk-pauk yang sering disajikan dengan nasi tumpeng, seperti ayam ingkung juga punya makna sendiri. Ingkung berasal dari akronim bahasa Jawa, “inggalo jungkung”, yang artinya segera bersujud dan “inggalo manekung”, yang berarti segera berzikir.
Kontributor Serikat News Daerah Istimewa Yogyakarta
Menyukai ini:
Suka Memuat...