SERIKATNEWS – Sengkarut soal penggelapan Bantuan OperasionalPesantren (BOP) Kementerian Agama (Kemenag) yang mencatut Pondok Pesantren Annuqayah Lubangsa Guluk-GulukSumenep Jawa Timur kini berbuntut panjang. Pasalnya, selainmenduplikasi nama Annuqayah Lubangsa, pelaku juga secarasengaja memalsukan sejumlah dokumen atas nama YayasanPendidikan Sosial dan Dakwah Siratul Islam.
Dalam keterangan resminya, Ketua Yayasan Pendidikan Sosialdan Dakwah Siratul Islam, Subairi (ubay), menampik bahwayayasannya telah melakukan rekayasa administrasi berkaitandengan program BOP. Bahkan, pihaknya mengaku tidak pernahsamasekali mengajukan dan menerima bantuan Kemenag untukpesantren dalam bentuk apapun.
“Saya pastikan data pengajuan dan penerimaan BOP atasnamaYayasan Pendidikan Sosial dan Dakwah Siratul Islam, sebagaimana tersebar di sejumlah media, itu palsu. Ada pihaktak bertanggungjawab yang secara sengaja mencatut danmemalsukan dokumen yayasan Siratul Islam. Yayasan SiratulIslam tidak terlibat dan tidak tahu-menahu,” tulis Subairi dalamketerangan resminya yang diterima redaksi, Jumat (03/04) siang.
Disebutkan Subairi, Yayasan Siratul Islam tidak pernahmelakukan penggelapan administrasi dalam rangka pengajuandan pencairan dana bantuan pemerintah dengan memalsukandata administrasi Pondok Pesantren Annuqayah Lubangsa. Apalagi, tambah Subairi, Pondok Pesantren Annuqayah adalahlembaga Islam besar yang notabene adalah guru-guru kami sendiri.
“Secara etik maupun administrasi, tidak mungkin kami mencatutPondok Pesantren Annuqayah yang adalah pondok kami sendiri, apalagi hanya karena bantuan BOP yang besarannya pun takseberapa. Penulisan nama Lubangsa menjadi Lubsa adalahindikasi awal bahwa pelaku tak punya pengalaman tetapigegabah dan naïf melakukan pencatutan,” kata Subairi.
Nama terang dan tandatangan pada lembar yayasan, kata Subairi, berbeda dengan nama dan bubuhan paraf YayasanSiratul Islam sebagaimana lazimnya. Bahkan, format kop suratYayasan justru samasekali berbeda. Menurutnya, ada pihak yang sejak awal mengantongi data dokumen Yayasan Siratul Islam dan kemudian menduplikasinya untuk kepentingan komersil dantak bertanggungjawab.
“Saya pribadi sudah konfirmasi dan klarifikasi kepada penasehathukum Pondok Pesantren Annuqayah Lubangsa, Sulaisi. Kami menduga, memang ada pihak yang sejak awal mengantongi data dokumen yayasan kami. Bahkan, identitas pribadi Saya berupaKTP telah dicatut dan digelapkan oleh pelaku untuk kepentinganpersonal yang justru merugikan Yayasan Siratul Islam,” ujarnya.
“Praktik keji yang dilakukan pihak tak bertanggungjawab initentu tidak bisa ditolerir. Selain karena telah sengaja mencatuthingga memalsukan data lembaga dan yayasan, tindakan pelakujuga telah mencoreng reputasi dan hubungan baik Siratul Islam dengan lembaga lain, utamanya Pondok Pesantren Annuqayah. Kami pastikan secepatnya akan memproses dan mengust tuntastindakan memalukan dan tak beradab ini kalau perlu ke jalurhukum,” tegas Subairi.
Subairi berharap masyarakat utamanya di lingkungan lembagaYayasan Pendidikan Sosial dan Dakwah Siratul Islam untuktetap tenang. Pihaknya berjanji akan menuntaskan kasus ini kejalur hukum demi mengembalikan reputasi atau nama baikYayasan Siratul Islam.