SERIKATNEWS.COM – Kepala Sub Direktorat (Kasubdit) Sarana Prasarana dan Kemahasiswaan Direktorat Pendidikan Tinggi Keagamaan Islam (PTKI) Ditjen Pendidikan Islam (Pendis) Ruchman Basori meminta kepada mahasiswa baru untuk aktif menyuarakan paham-paham keagamaan yang moderat, terbuka dan toleran di tengah maraknya aksi-aksi radikalisme dan intoleransi yang menguasai media sosial.
“Gunakan media sosial untuk menebarkan makna hakiki agama sebagai pembawa rahmah, bukan marah, yang merangkul, bukan memukul sehingga umat merasa nyaman,” ujar Kandidat Doktor Universitas Negeri Semarang ini di hadapan mahasiswa baru peserta Pengenalan Budaya Akademik dan Kemahasiswaan (PBAK) UIN Sultan Maulana Hasanuddin Banten, Selasa (13/8/2019).
Aktivis mahasiswa 98 ini menjelaskan bahwa Indonesia sebagai negara bangsa (nation state) dibangun oleh para pendiri bangsa (the founding fathers) dari berbagai latar belakang suku, agama, dan golongan. Maka, lanjutnya lagi, bahwa kenyataan itu harus disadari bersama bahwa Indonesia adalah bangsa yang plural. Akan tetapi belakangan ini, ada sebagian kelompok yang ingin mempertanyakan kembali konsensus kebangsaan, Pancasila, Bhineka Tunggal Ika, NKRI dan UUD’45.
“Mereka menyebut Pancasila itu toghut dan tidak sesuai ajaran Islam, karenanya harus diganti dengan khilafah,” terangnya.
Lebih lanjut, Ruchman mengatakan bahwa ada juga kelompok yang sering melakukan klaim kebenaran (truth claim) keagamaan dan menganggap dirinya yang paling benar. “Kelompok ini kalau dibiarkan berkembang menjadi kelompok yang sering mengkafir-kafirkan pihak lain (takfiri), apabila berbeda paham dan keyakinan dan ini sangat membahayakan,” tukas Ruchman di hadapan 2.868 mahasiswa peserta PBAK.
Secara tegas Ruchman mengatakan, mahasiswa juga harus kritis dan waspada dengan bahaya liberalisme. Moderasi beragama bergerak di wilayah tengah agar umat tidak terjebak pada pemahaman ekstrem, baik kiri maupun kanan. Alumni MAN Purwokerto ini juga berpesan agar para mahasiswa baru terus belajar menjadi mahasiswa yang cerdas dan tidak gampang menerima informasi termasuk dalam hal keagamaan dari sumber yang tidak otoritatif.
“Anda semua menjadi pilar moderasi karenanya harus menggunakan critical thinking dalam setiap menerima informasi, apalagi soal keagamaan,” papar Ruchman.
Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan dan Kerjasama Wawan Wahyudin mengatakan bahwa PBAK UIN Sultan Maulana Hasanuddin Banten berlangsung dari 11-14 Agustus 2019 diikuti oleh 2.868 mahasiswa yang tersebar di lima fakultas. Peserta dibekali materi wawasan kebangsaan dan moderasi beragama, visi misi UIN, budaya akademik dan kemahasiswaan, dan wawasan keislaman.
“Setiap pagi peserta diajak untuk melakukan salat duha berjamaah untuk memperkuat semangat dan tradisi keagamaan,” kata Wawan.
Ia pun berharap, kampus UIN Banten menjadi tempat belajar yang kondusif bagi mahasiswa baru dan kelak dengan mudah menyelesaikan studi tepat waktu dan menjadi manusia-manusia yang bermanfaat.
Untuk diketahui, Kegiatan PBAK berlangsung secara serentak mulai akhir Juli hingga awal September 2019. Kementerian Agama melalui Direktorat Pendidikan Tinggi Keagamaan Islam Ditjen Pendidikan Islam memastikan mahasiswa terbekali dengan materi moderasi beragama dan pendidikan anti korupsi. (Kemenag)
SerikatNews.com adalah media kritis anak bangsa. Menyajikan informasi secara akurat. Serta setia menjadi platform ruang bertukar gagasan faktual.