Penulis: Serikat News
Rabu, 21 Juni 2017 - 23:07 WIB
Foto: Dokumen Pribadi
Oleh: Nita Kartikasari
Belakangan di timeline saya, makin banyak saya temukan hal menarik. Ada yang mengatakan, ngapain belain benda gepeng gambar burung Garuda Pancasila, menyembah berhala.
In This Very point, i Don’t even feel angry anymore with this so called “Bumi Datar” dan pengikutnya.
Bertolak di Pilkada DKI, seperti banyak bisul-bisul pecah yang memaksa diskusi pemahaman “Pancasila” dan “Bhineka Tunggal Ika” serta Indonesia seutuhnya dikumandangkan… it’s good though, anak-anak kelahiran 80 akhir yang disebut anak milenials jadi dipaksa belajar dan tau apa itu Pancasila, siapakah Indonesia.
Bagi saya, Pancasila itu cara berfikir dan bertindak, bukan hanya sebuah berhala gepeng berbentuk burung Garuda, Indonesia yang lahir dalam berbagai suka, bangsa, agama dan bahasa adalah sebuah berkah Allah SWT.
*Ketuhanan Yang Maha Esa* bukan Keimanan kepada Allah SWT…. saling menghargai antar umat beragama, menghormati keimanan dalam perbedaan, karena hubungan Tuhan dan Manusia hanyalah diketahui oleh Tuhan dan Manusia itu sendiri. Bahkan di Islam di tulis dalam AL Kafirun ayat 6 ” Lakum Dinukum Waliyadin (Untukmu agamamu, dan untukkulah, agamaku)”. Tunjukkan kebaikan agama saya dan keimanan saya dengan adil, baik dan lembutnya perbuatan saya.
*Kemanusiaan yang Adil dan Beradap bukannya Kemanusiaan yang Adil dan Beradap* untuk “Ulamamu” . Semua manusia di Indonesia punya hak dan kewajiban yang sama, apapun title nya. Konstitusi dibuat untuk melindungi kemanusiaan secara adil dan Beradap apapun agama, suka dan bangsamu.
“Persatuan Indonesia” bukan Persatuan Umat Tertentu di Indonesia… bersatu sebagai Indonesia… bersatu dalam perbedaan, Bhineka Tunggal Ika.
*Kerakyatan yang dipimpin Oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan perwakilan*…. bijaksana kepada seluruh rakyat Indonesia, musyawarahkan kesalah pahaman bersama dengan diwakili secara adil…. *tabayun* – bahasa beken nya.
*Keadilan Sosial bagi seluruh Rakyat Indonesia* … Adil utk semua Rakyat Indonesia yang punya KTP Indonesia, bukan hanya suku tertentu, agama tertentu atau pun ras tertentu,semua rakyat Indonesia yang bersalah harus dihukum sesuai konstitusi, yang tidak bersalah harus dinyatakan tidak bersalah, tidak boleh ada yang “dikorbankan” demi kepentingan suatu golongan tertentu.
Cukup Islami kah Pancasila? Perlukah kita membuat Pancasila Syariah?
*Ketuhanan Yang Maha Esa*; dalam Islam, Allah SWT hanya satu, Esa.
*Kemanusiaan yang adil dan Beradap*; Nabi Muhammad SAW bersabda:
“Ketahuilah! sesiapa yang menzalimi mu’ahid (rakyat non-muslim) ataupun mengurangkan haknya, ataupun membebankannya di luar kemampuannya, ataupun mengambil sesuatu (hak) daripadanya tanpa kerelaannya, maka aku menjadi penentang sesiapa yang berbuat demikian itu pada Hari Kiamat”. (Riwayat Abu Daud, sahih).
*Persatuan Indonesia*, dicontohkan oleh Nabi Muhammad SAW ketika beliau membuat Piagam Madinah. Piagam Madinah (Bahasa Arab: صحیفة المدینه, shahifatul madinah) juga dikenal dengan sebutan Konstitusi Madinah, ialah sebuah dokumen yang disusun oleh Nabi Muhammad SAW, yang merupakan suatu perjanjian formal antara dirinya dengan semua suku-suku dan kaum-kaum penting di Yathrib (kemudian bernama Madinah) pada tahun 622.[1][2]Dokumen tersebut disusun untuk membuat mereka menjadi suatu kesatuan komunitas, yang dalam bahasa Arab disebut ummah.
*Kerakyatan yang dipimpin Oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan perwakilan*… dalam Islam… tabayun…
*Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia*… dalam Al-Qur’an ditulis.
“Wahai orang-orang yang beriman, hendaklah kamu semua sentiasa menjadi orang-orang yang menegakkan keadilan kerana Allah, lagi menerangkan kebenaran; dan jangan sekali-kali kebencian kamu terhadap sesuatu kaum itu mendorong kamu kepada tidak melakukan keadilan. Hendaklah kamu berlaku adil (kepada sesiapa jua) kerana sikap adil itu lebih hampir kepada taqwa. Dan bertaqwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui dengan mendalam akan apa yang kamu lakukan”. (Surah al-Maidah: ayat 8).
Yuk supaya adil surat AL-Maidah ayat 8 ini juga harus kita populer kan, supaya gak kalau tenar dengan Surat Al Maidah ayat 51.
Jadi Pancasila itu adalah perbuatan, bukan hanya simbol… ketika kita berani berkata #SayaIndonesia #SayaPancasila berarti perbuatan kita sehari2 harus mencerminkan 5 sila tersebut apapun agama kita, suku kita, ras kita, jabatan kita…. If u Are not…. well, you Are not Indonesia… please do check Out accordingly…
Saya akan menutup tulisan saya dengan quote dari Bapak Bangsa Kita Soekarno ” Anakku… andai kau tau betapa Pancasila kami bentuk dengan darah dan airmata, semata-mata agar kalian tidak berkelahi anakku.”
Insan Pilihan Tanda-tanda kerasulan Terlahir tanpa sandaran Cinta yang dipisahkan Hadirmu cahaya penuh keyakinan Diuji dan ditempa penuh cabaran Ikhlas