Perjalanan Literasiku
Pagi ini diksi kembali bernyanyi
Merangkai kata dengan pasti
Hati sulit untuk mengerti
Hanya tertuang dalam diksi tak bertepi
Inilah awalku merangkai diksi
Goresan pertama dalam bentuk antologi
Ya … walau hanya sebatas puisi
Tapi gersang ini menjadi asri
Antologi demi antologi kukawal dengan pasti
Bercerita tentang taklif hidup ini
Tak mau bicara lebih
Tapi inilah kisah sejati
Tangis dan tawaku hidup dalam diksi
Maknanya hidup dalam kisah diri
Literasi menjadi teman sejati
Pelipur lara perjalanan sunyi
Bukittinggi, 11 September 2021
Langit yang Sama Tapi Berbeda
Bagaimana bisa
Kita pada langit yang sama
Tapi dunia kita berbeda
Bagaimana bisa
Kita menatap langit yang sama
Tapi dunia kita berbeda
Aku pernah mengkhawatirkan
Sebelum akhirnya melepaskan
Kita tak lagi dalam diksi keabadian
Bagaimana bisa
Kita bernaung dalam langit yang sama
Tapi dunia kita berbeda
Aku pernah menabur harap untuk asmaraloka
Sebelum akhirnya diam tak berkata
Hingga akhirnya melepaskan
Bukittinggi, 11 September 2021
Afsun
Wajah tulus bersahaja bertarung nyawa
Menjaga tanpa lelah walau lemah melanda
Afsunnya bidadari syurga
Turun ke bumi menjadi pelita
Sembilan bulan sepuluh hari bukti cinta kasih
Lahir ke bumi mengobati sepi
Banyak doa dan harapan di balik nama yang telah dipilih
Berharap bahagia selalu menemani
Ibu hari ini aku tumbuh dewasa
Menjadi pendidik mendampingi harapan ibu pertiwi
Ibu hari ini langkahku menuju cinta abadi
Mentaklifkan diri hanya untuk kebahagiaan ibu pertiwi
Wajah itu kian sendu di balik usia yang mulai menjauh
Sembah sujudku padamu yang telah berbagi dunia denganku
Ibu, ayah telah bersama pencinta-Nya
Tenang dan akan selalu menjaga kita
Kini tugas itu kulanjutkan menjaga dan membahagiakanmu sampai senja
Ibu kawal aku dalam doa
Ibu kawal aku dalam suka dan duka
Hingga pada masanya dayita datang menawarkan cinta
Bukittinggi, 11 September 2021
Citta Sang Kirana
Kirana tersenyum manja
Melihat dunia tanpa derana
Semangatnya menghapuskan jarak yang tak terkira
Kirana tinggal di pelosok desa
Cittanya hanya ingin merdeka dalam belajar
Cittanya hanya ingin belajar untuk merdeka
Ahhhh … dukamu kirana
Saat ini dunia memakai masker dan sulit bicara
Suaranya tak lagi lantang terdengar hingga kota
Kirana berjalan puluhan kilo meter dan menyebrangi sungai penuh arus
Di kota siswa bermalas-malasan untuk menuntut ilmu
Di desa kirana sulit dapatkan ilmu
Ahhhh … dukamu kirana
Andai mereka tahu posisimu saat ini
Mereka akan bersyukur dalam kemerdekaan mendapatkan ilmu
Satu yang harus kau tahu wahai kiranaku
Cittamu akan selalu menjadi semangat baru
Dengan semangat mengharu biru
Semangatmu bergema di seluruh penjuru
Citta dan kirana kini menjadi bukti perbedaan
Antara desa dan kota
Antara harapan dan citta
Kirana yang malang dan tak berdaya
Bukittinggi, 11 September 2021
Masygul
Hati
Syair ini puncak kerinduan
Syair ini puncak harapan
Syair ini menara keabadian
Ada asa yang tak akan hilang
Ada asa yang akan dikenang
Takdirnya bukti cinta Illahi Robby
Takdirnya adalah ketetapan diri
Manusia menyimpan ketidakmampuan
Manusia menyimpan ketidakberdayaan
Hanya jiwa rupawan menerima keagungan lukisan alam
Bukittinggi, 17 November 2021
Wanita kelahiran Cirebon, Jawa Barat. Saat ini berdomisili di Bukittinggi. Pendidik di SMP Islam Al Ishlah Bukittinggi. Menulis lima buku tunggal puisi dan sebelas antologi. Beberapa tulisan sudah dimuat di surat kabar. Silakan sapa penulis di ig.ofiegw atau fb.Nofieana Gusti Winata.