SERIKATNEWS.COM– Penyanderaan di Markas Komando Brimob oleh narapidana terorisme berakhir Polisi berhasil melumpuhkan narapidana terorisme yang sempat menyandera rekannya hingga Kamis pukul 2 dini hari tadi.
Keberhasilan operasi polisi ini menjadi penutup drama kerusuhan disertai penyanderaan di dalam rutan napi terorisme yang sudah berlangsung selama dua malam, sejak Selasa lalu. Total sekitar 40 jam polisi berusaha mengambil alih
Menyikapi kejadian tersebut, Ketua Umum Rumah Gerakan 98 Bernard AM Haloho menyatakan belasungkawa yang sebesar-besarnya terhadap korban dari pihak aparat yang gugur dalam peristiwa tersebut dan memberikan dukungan terhadap Kepolisian Republik Indonesia untuk bertindak tegas terhadap para pelaku terror di Mako Brimob tersebut.
“Pertama-tama Rumah Gerakan 98 mengucapkan belasungkawa yang sebesar-besarnya kepada aparat kepolisian yang menjadi korban dalam peristiwa tersebut, Saya berharap Kapolri dapat menjamin pembiayaan keluarga dan anak-anak pejuang Kepolisian tersebut hingga tingkat universitas, dan tentu kami mendukung sepenuhnya langkah tegas yang dilakukan oleh Polri untuk menindak para pelaku terror di Mako Brimob, kita tidak boleh takut akan teror” ujarnya.
Bernard menambahkan peristiwa rusuh di Mako Brimob, yang telah mengakibatkan gugurnya beberapa anggota Polri perlu menjadi catatan dan evaluasi serius. Narapidana kasus terorisme di Mako Brimob mempunyai karakteristik radikal, sehingga tidak ditempatkan di Lapas yang bercampur dengan napi kriminal atau kasus lainnya.
Karakter radikal ini, tentu saja sangat berbahaya jika berulah, pemicunya bisa apa saja. Para napiter ini berkumpul menjadi satu, karena satu kasus yang mirip dan ideologi radikal yang sama. Jika ada masalah atau ketidakpuasan, maka satu teriakan provokasi bisa mempengaruhi yang lain. Dan akan semakin berbahaya jika mereka adalah eks kombatan, karena mempunyai kemampuan untuk bertempur.
“Narapidana terorisme masih radikal dan terlatih, seharusnya ditempatkan pada tempat khusus yang berada jauh dari masyarakat seperti pulau tersendiri dan sebisa mungkin tidak bisa melakukan interaksi dengan masyarakat agar paham radikal mereka tidak bisa dikembangkan, dan kejadian seperti yang terjadi di Mako Brimob semalam terisolir dan lebih cepat ditanggulangi” tegas Bernard.
“Polri dan instansi terkait juga harus semakin intensif melakukan program pendekatan kemanusiaan, kesejahteraan dan deideologisasi agar mereka tidak lagi berpaham radikal. Harus ada kegiatan produktif sehingga para napiter dapat kembali ke masyarakat dengan baik dan bermartabat” tambahnya.
Sebelumnya Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum dan Keamanan Wiranto menyebut aksi penyanderaan oleh 155 narapidana terorisme di rumah tahanan, kompleks Mako Brimob, Kelapa Dua, Depok, sejak Selasa, sebagai tindakan yang keji dan di luar batas kemanusiaan. Pasalnya, menurut Wiranto, para napi teroris tersebut tidak hanya menyandera, tapi juga merampas senjata, menyiksa dan membunuh aparat kepolisian.
Adapun lima polisi gugur dan satu narapidana tewas dalam insiden tersebut. Satu napi teroris ditembak karena berusaha melawan dan merebut senjata petugas.
SerikatNews.com adalah media kritis anak bangsa. Menyajikan informasi secara akurat. Serta setia menjadi platform ruang bertukar gagasan faktual.
Menyukai ini:
Suka Memuat...