SERIKATNEWS.COM – Korps PMII Puteri (Kopri) PC PMII Kota Banjarmasin menggelar Sekolah Kader Kopri (SKK) di Balai Pelatihan dan Pemberdayaan Masyarakat Desa, Daerah Tertinggal dan Transmigrasi (BPPMDDTT) Banjarmasin, Jumat (28/6) hingga Minggu (30/6/2024).
Ketua Korps PMII Puteri (Kopri) PC PMII Kota Banjarmasin Maulidatul Munawaroh mengatakan kegiatan tersebut merupakan kaderisasi formal tingkat kedua untuk Kopri.
“Fokus tujuan utamanya membentuk kader perempuan PMII sebagai kader penggerak. Terutama penggerak untuk mewujudkan keadilan di semua sektor kehidupan,” ucapnya, Minggu (30/06/2024).
Bagi PMII, lanjut Maulida, kesetaraan gender menjadi isu yang teramat penting. Di mana laki-laki dan perempuan memiliki kesempatan akses yang sama dalam memberikan peranannya di ruang publik.
“Artinya tidak ada batasan karena jenis kelamin. Semuanya diukur berdasarkan kapasitas dan kompetensi,” ucapnya.
Namun pada kenyataannya, bagi mahasiswa Universitas Lambung Mangkurat tersebut, saat ini masih minim peranan perempuan dalam ruang-ruang publik sebab selain karena faktor kebijakan yang diskriminatif juga faktor kemauan dan keberanian perempuan yang masih minim untuk mengambil peranan yang bisa diakses.
Maulida meneruskan, untuk itulah pendidikan tentang kesetaraan gender menjadi sangat penting, terutama untuk kaum perempuan agar memahami bahwa mereka juga setara dengan kaum laki-laki dalam memberikan peranannya di ruang publik.
“Kalau di PMII kami punya program khusus untuk pendidikan kesetaraan gender ini, salah satunya adalah Sekolah Kader Kopri yang sedang kami laksanakan ini,” ucapnya.
Namun demikian, untuk mewujudkan kesetaraan gender tidak cukup hanya dengan bermodal kesadaran kaum perempuan. Laki-laki juga harus teredukasi dan memiliki kesadaran yang sama.
“Artinya upaya tersebut harus secara kolektif dan setara juga, karena tidak menutup kemungkinan, ketidaksetaraan juga dirasakan oleh kaum laki-laki. Oleh karena itu, perempuan dan laki-laki harus memiliki kesadaran yang sama dan saling mendukung satu sama lain,” imbuhnya.
Sementara itu, salah satu peserta Sekolah Kader Kopri, Nina Sri Savarina Ulfah mengungkapkan, kegiatan Sekolah Kader Kopri (SKK) sangat luar biasa. Dia tidak menduga rangkaian agenda sangat beragam. Tidak seperti pelatihan pada umumnya.
“Di luar ekspektasi, saya kira kegiatannya bakal monoton seperti pelatihan pada umumnya, mendengar materi lalu tanya jawab. Kalau di sini jadi skema kelas, ada ketua kelas, ada pengajar, ada fasilitator yang selalu membangkitkan semangat setelah memgisi materi. Terus ada juga kegiatan senam dan outbond,” jelasnya.
Sasa, nama sapaan akrab Sri Savarina Ulfah mengakui materi-materi SKK sangat menarik. Terutama tentang gender yang memberikan pemahaman kesetaraan gender.
“Saya jadi paham dan sadar bahwa kesetaraan gender itu sangat penting. Di tengah banyaknya pandangan yang masih diskriminasi gender dari orang-orang yang belum paham,” ujar mahasiswa Fakultas Syariah UIN Antasari itu.
Dia mengharapkan pengetahuan dan pemahaman kesetaraan gender pada SKK juga dapat dipahami mahasiswa dan masyarakat, selain untuk peserta SKK.
“Karena kalau semuanya paham dan sadar maka tidak ada lagi diskriminasi gender terhadap perempuan maupun laki-laki,” pungkasnya.
Wartawan Serikat News Kalsel
Menyukai ini:
Suka Memuat...