SERIKATNEWS.COM – Imam Besar Masjid Istiqlal Nazaruddin Umar menegaskan bahwa penyebaran virus corona jenis baru (COVID-19) bukanlah azab dari Tuhan. Ia meminta berbagai pihak untuk tidak mempolitisir, karena wabah virus tersebut tidak ada hubungannya dengan kebijakan pemerintah selama ini.
“Satu poin yang ingin saya garisbawahi bahwa virus ini tidak ada kaitannya dengan kebijakan, jangan dipolitisir lah. Saya ingin mengatakan bahwa dalam hadist Nabi, azab sudah tidak ada lagi setelah doa Rasulullah dikabulkan,” kata Nazaruddin Umar setelah menemani Presiden Jokowi melihat penyemprotan disinfektan di Masjid Istiqlal Jakarta, Jumat (13/3/2020).
Dikutip dari Antara, pembersihan dimulai sekitar pukul 09.10 WIB di ruang salat utama masjid. Sebanyak 15 orang petugas pembersihan ini merupakan gabungan dari PMI, TNI dan pihak kepolisian. Mereka semua tampak menggunakan baju pelindung.
Sedangkan Presiden Jokowi melihat pembersihan itu didampingi oleh Menteri Agama Fachrul Razi, Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto, Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Basuki Hadimuljono, Menteri BUMN Erick Thohir serta Imam Besar Masjid Istiqlal Nazaruddin Umar.
“Yang muncul nanti musibah dan bala. Dalam Al-Quran ada musibah, ada bala, ada azab. Azab sudah tidak ada lagi, yang ada hanya musibah. Kalau azab hanya menimpa orang kafir, tidak menimpa orang beriman. Tapi kalau musibah, dua-duanya kena, siapa yang lengah, kena, sama dengan bala,” jelas Nazaruddin.
Untuk itu, Nazaruddin meminta agar umat Muslim tidak menilai bahwa penyebaran COVID-19 sebagai suatu azab. “Definisi azab dalam Al-Quran diciptakan kepada umat terdahulu. Doa Rasulullah inilah yang kita bersyukur kepada Nabi, tidak akan ditimpakan azab lagi kepada umat, Ini ada hadistnya,” tegasnya.
Menurutnya, untuk menghadapi wabah COVID-19, bukan hanya membutuhkan daya tahan fisik, tapi juga daya tahan batin dan mental. “Ketiga konsep daya tahan ini akan kita terapkan. Bagaimana Nabi mencegah penyakit menular, bagaimana Nabi mencegah epidemi pandemi, bagaimana Al Quran memperkenalkan kasus-kasus yang melanda umat sebelumnya,” imbuh Nazaruddin.
“Kami imbau kepada seluruh jemaah Masjid Istiqlal untuk membawa persiapan lain karena kita tidak siapkan karpet, mungkin bawa sajadah masing-masing. Pada saat buka puasa kami akan siapkan, biasanya 3000-4000 orang yang berbuka puasa di sini,” imbuhnya.
Selain mengantisipasi penyebaran wabah virus Corona, Nazarsuddin juga menjelaskan mengenai persiapan lain, yaitu untuk pelaksanaan tarawih pada bulan Ramadhan mendatang.
“Insyaa Allah di bawah kontrol pihak terkait nanti ada itikaf. Tiga tahun terakhir lebih banyak yang datang dibanding tarawih, insyaa Allah kami antisipasi. 10 hari terakhir Ramadhan mudah-mudahan tidak akan ada kejadian istimewa. Insyaa Allah Istiqlal dan masjid lain bisa aman,” tutupnya.
SerikatNews.com adalah media kritis anak bangsa. Menyajikan informasi secara akurat. Serta setia menjadi platform ruang bertukar gagasan faktual.