SERIKATNEWS.COM – Pemerintah Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta resmi mencanangkan gerakan wajib memakai masker di seluruh DIY. Pemerintah setempat menekankan kesadaran masyarakat untuk mematuhinya.
Ketua Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Wilayah DIY, dr Joko Murdiyanto menanggapi hal tersebut dengan mengatakan bahwa hingga saat ini masyarakat hanya bisa dikenakan langkah persuasif. Namun, pihaknya menegaskan masyarakat perlu dipaksa menggunakan masker sebelum menjadi budaya.
“Enggak apa-apa dipaksa untuk yang baik. Caranya dengan 5A, yaitu dipaksa, terpaksa, lama-lama menjadi bisa, terbiasa, dan jadi budaya. Mungkin satu dua bulan lagi kalau kita keluar nggak pakai masker itu rasanya ada yang kurang, seperti enggak pakai helm,” ujar Joko seperti dilansir dari Tribun Jogja, Minggu (17/5/2020).
Joko menyayangkan hingga saat ini masih orang di jalanan yang tidak memakai masker. “Orang keluar gampang tidak pakai masker. Itu nantang namanya. Bagi dia mungkin enteng, tapi bagi orang lain mungkin membahayakan. Sekarang itu kita harus hidup secara bersama-sama,” kata Joko.
Dia menjelaskan bahwa dalam bermasyarakat saat ini tidak akan sama dengan satu atau dua tahun lalu. Menurutnya, saat ini telah memasuki hidup yang baru dengan adanya pandemi Covid-19.
“Hidup seperti ini bisa bertahun-tahun belum selesai. Bukan hanya sebulan dua bulan. WHO (badan kesehatan dunia) sudah bilang demikian,” imbuhnya.
Joko menambahkan, bagi orang yang menolak memakai masker berpotensi menularkan virus kepada keluarga dan orang dekatnya. Oleh karena itu, dia menyerukan agar masyarakat dapat mematuhi, mengikuti, dan disiplin terhadap protokol pencegahan Covid-19 yang ditetapkan oleh pemerintah.
“Hidup mati itu sudah ditentukan sebelum kita lahir. Tapi sebagai manusia harus berusaha yang optimal, caranya dengan melakukan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS), physical distancing, jangan berkumpul dan berkerumun, cuci tangan dengan sabun dan air mengalir,” pungkasnya.
SerikatNews.com adalah media kritis anak bangsa. Menyajikan informasi secara akurat. Serta setia menjadi platform ruang bertukar gagasan faktual.