SERIKATNEWS.COM – Putra Mahkota Arab Saudi Mohammed bin Salman (MBS) mencetuskan konsep bernama Visi Saudi 2030. Konsep yang dicetuskan pada pada tanggal 25 April 2016 yang lalu, secara garis besarnya merupakan visi atau rencana Riyadh untuk mengurangi ketergantungan pada minyak, dan melakukan diversifikasi ekonomi. Tujuannya adalah memperkuat kegiatan ekonomi dan investasi, meningkatkan perdagangan non-minyak, dan meningkatkan belanja militer atau pun manufaktur.
Visi Arab Saudi 2030 dari Putra Mahkota MBS diterapkan dalam berbagai kebijakan. Terbaru adalah Riyadh izinkan pasangan turis yang tak menikah menginap di satu hotel. Selain itu, sebelumnya terdapat reformasi yang dilakukan pangeran berusia 34 tahun itu, seperti pada April 2018, Saudi punya bioskop sendiri.
Tak kalah krusialnya adalah ketika pertengahan 2018, negara kaya minyak itu mengizinkan perempuan untuk menyetir mobil sendiri. Pengumuman itu membuat Sabika al-Dosari, seorang pembawa acara televisi setempat mengemudikan sedannya hingga ke perbatasan Bahrain. Air mata pun tak kuasa terbendung setelah Riyadh memutuskan mencabut larangan tersebut. “Saya merasa bebas seperti burung,” ujar Dosari.
Eman Alhussein, peneliti di European Council on Foreign Relations mengatakan bahwa reformasi itu membawa dampak dalam kehidupan Saudi. “Satu hal yang jelas berubah dalam beberapa tahun terakhir adalah kehidupan sosial yang secara umum lebih nyaman,” ujarnya dikutip Frontline di pbs.org 1 Oktober lalu.
Alhussein menjelaskan, selama ini publik Saudi harus mempertahankan dua gaya hidup, satu di rumah, di mana dia bisa bersikap normal dan melakukan apa yang mereka suka. Kemudian satu lagi ketika berada di depan publik.
“Kini, terdapat atmosfer yang lebih relaks di kota besar seperti Riyadh dan Jeddah. Dalam konferensi investasi 2017, MBS menyebut reformasi yang dia lakukan merupakan bentuk “keterbukaan” yang dilakukan oleh masa lalu,” jelas Alhussein.
“Kami hanya kembali pada apa yang kami ikuti. Yakni Islam moderat yang terbuka bagi dunia dan semua agama,” jelas Pangeran MBS.
Dalam wawancara dengan The Guardian dalam waktu yang hampir sama, dia menyalahkan sikap ultra-konservatif Saudi terhadap rival regionalnya, Iran. “Apa yang terjadi dalam 30 tahun terakhir bukanlah Arab Saudi. Kini waktunya untuk menyingkirkannya,” terang Putra Mahkota MBS.
Pada Agustus yang lalu, Saudi mengumumkan adanya perubahan dalam sistem perwalian. Campuran antara hukum dan adat istiadat di mana perempuan dilarang melakukan hal tertentu tanpa izin dari penjaga pria. Perubahan itu antara lain perempuan bisa menjadi wali bagi anak mereka, maupun memberi perlindungan saat berada di tempat kerja.
“Menurut saya, ini adalah batu pijakan yang besar. Apa yang pemerintah lakukan adalah saat ini, mereka tidak memaksakan sistem patriarki ini,” papar Alhussein.
Sumber: Kompas
SerikatNews.com adalah media kritis anak bangsa. Menyajikan informasi secara akurat. Serta setia menjadi platform ruang bertukar gagasan faktual.