SERIKATNEWS.COM – Para petani di Jawa Timur mengalami kesulitan selama pandemi Covid-19. Dibutuhkan pemerintah untuk turun tangan dengan cara memberikan subsidi atas komoditas mereka saat panen.
“Subsidi itu diberikan dengan cara membeli produk mereka (petani). Anggarannya bisa diambilkan dari penanganan Covid-19,” kata Anggota Fraksi Kebangkitan Bangsa (FKB) DPRD Jawa Timur (Jatim), Ahmad Tamim, saat reses DPRD Jatim di Kecamatan Ngunut, Kabupaten Blitar, Minggu (20/9/2020).
Menurut Tamim, refocusing anggaran untuk penanganan Covid-19 selama ini kurang tepat. Sebab, alokasi anggaran tersebut hanya terkonsentrasi pada penanganan kesehatan. “Sedangkan pemulihan ekonomi, khususnya petani di perdesaan terabaikan,” katanya.
“Selama ini ada kesalahan penganggaran. Di semua level (pemerintahan) Covid-19 identik dengan hand sanitizer. Padahal, ada hal lain yang juga urgen, yakni penanganan ekonomi masyarakat,” kata anggota Komisi A DPRD Jatim ini.
Tamim mengatakan bahwa sejak Covid-19 mewabah, perekonomian masyarakat lesu, termasuk di perdesaan. Dia mencontohkan Blitar, banyak peternak ayam di sana bangkrut, karena harga telurnya anjlok sejak pandemi.
“Yang seperti ini mestinya diantisipasi oleh pemerintah. Jadi, saat harga jatuh, pemerintah membeli dengan harga pasar. Tujuannya untuk menutup selisih harga itu, sehingga petani tidak menjadi korban,” katanya.
Tamim mengusulkan agar produk yang sudah dibeli oleh pemerintah itu dijual kembali ke masyarakat, tetapi dengan harga murah. Tujuannya agar masyarakat terbantu dan di sisi lain harga juga terkendali.
“Jadi di hulunya, petani tidak rugi, karena selisih harga sudah ditutup pemerintah. Sedangkan dihilirnya, harga menjadi terkendali,” katanya.
“Contohnya, pada awal pandemi Covid-19, harga telur dari peternak jatuh. Bahkan di Kabupaten Blitar, banyak peternak bangkut. Andai saja waktu itu pemerintah provinsi memberi subsidi Rp2.000, pasti menyelesaikan masalah,” katanya.
Tamim menambahkan, meski saat ini sudah terlambat tetapi kebijakan tersebut tetap bisa dilakukan. Mulai dari pemerintah provinsi hingga kabupaten/kota harus segera mengambil sikap, agar ekonomi di perdesaan tidak semakin terpuruk.
“Konsep ini di Kabupaten Magetan sudah dijalankan. Sayur-sayuran yang dari gunung langsung dihadang, dibeli dengan harga normal. Setelah itu dijual lagi ke pasaran dengan harga murah,” ujarnya.
Harapannya, pola penanganan ekonomi tersebut juga dilakukan di tempat lain. Untuk yang sifatnya primer dan lingkupnya kecil, mungkin bisa dilakukan kerja sama antar kabupaten atau antar kecamatan.
SerikatNews.com adalah media kritis anak bangsa. Menyajikan informasi secara akurat. Serta setia menjadi platform ruang bertukar gagasan faktual.
Menyukai ini:
Suka Memuat...