Mengarak Rindu yang Tersapu Angin
Aku masih perindu menunggu dengan kata pilu berbungkus bisu
Sama dengan kisah-kisah mematikan yang kini berdebu
Foto-foto usang masih tergantung di dinding penuh kenangan
Menyisakan riak-riak pilu setiap kedipan masa lalu.
Jauh sebelum aku mencuri paksa hatimu, Aku merangkai huruf kebahagiaan
Dalam buku yang bertahun mulai lusuh
Kita memulai bicara di beranda hati yang kau persilahkan
Namun tak lama, kita tak saling bicara kembali.
Aku masih bertahan dengan mozaik harapan
Hanya mampu membungkam rasa yang perlahan terbawa angin
Bagiku, kamu adalah halaman yang mulai hilang
Datang lalu pergi dengan menyisakan sobekan keras.
Kisah kita mulai menjadi sekawanan awan
Melayang tertata dramatis pada pandangan
Mengarak rindu yang mulai tersapu angin
Padahal akan hilang tanpa menjumpai tepian.
Percaya Jika itu adalah Cinta
Kenapa masih bertanya?
Sungguh keliru, jika perihal kepercayaan masih saja menjadi keraguan.
Setiap harapan tersimpan keinginan tak terhingga untukmu, tapi masihku sembunyikan di antara pelepah-pelepah waktu yang tersisa.
Menjaga adalah cara terbaik menciptakan kerinduan yang tak mampu kupadamkan sejak dulu,
Kuingin kau tetap membiarkan ruang-ruang kosong tetap berdoa dengan aku yang membisu untukmu yang menanggung kekalahan karena rindu.
Telah hadir kelemahan hati, ketika kau leluasa menikmati aroma mawar
Lalu bersenandung cinta itu adalah kebahagiaan
Satu cara untuk itu, Aku ingin menjauh darimu, karena api kerinduanku bisa saja membakarmu.
Kuingin kau tetap hangat, dekat perapian menanti janji kebahagiaan
Jika kau percaya itu cinta.
Sisa Cinta
Lahirmu memang tidak kuminta, Kau tiba tanpa aba-aba
Aku melihat hadirmu tidak lagi seperti senja yang memberikan keindahan
Kedatanganmu cukup lama tertunda, Keindahan kini kau berikan dengan rengkuhan luka
Kau sajikan dalam lini masa hatiku.
Aku mengikuti jejak-jejak yang masih tertinggal
Apatah aku seperti gumpalan awan tak bertuan
Yang sebentar lagi kau singkir dengan angin yang kau tiup perlahan
Entah pertanyaan itu tersembunyi.
Hadirmu sangat kunanti, tapi kau sembunyi dan berlalu pergi
Memang benar cintaku masih tersisa sedikit, tapi cukup untuk seumur hidup
Lalu apa rencana Tuhan?
Hujan akan menghapus sisa-sisa yang tertinggal.
Mahasiswa Fakultas Tarbiyah/PBA, IDIA Prenduan
Menyukai ini:
Suka Memuat...